Intensitas hujan yang tinggi dituding sebagai penyebab banyaknya bencana yang melanda di Jawa Tengah.
- Komitmen Bupati Purbalingga: Bangun Karangjambu Hingga Pegunungan Sisik Naga
- Wali Kota Tegal Beri Pesan Menyentuh Bagi 215 Calon Haji Kota Tegal
- Petugas SatPol PP Dan Damkar Tertibkan Lapak PKL Di Blora
Baca Juga
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana menjelaskan, dalam kurun waktu tanggal 8-14 Maret 2024 telah terjadi 30 bencana besar di beberapa wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Menurut Nana, dari jumlah itu 14 kejadian adalah bencana banjir sementara 16 kejadian adalah angin kencang. Kesemua kejadian itu tersebar di 20 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
"Rentetan bencana itu disebabkan oleh intenstitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, debit air di sungai-sungai mengalami peningkatan. Bahkan, di beberapa titik, tanggul sungai sampai jebol. Seperti yang terjadi di Grobogan dan Sungai Wulan Demak" kata Nana kepada wartawan di kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (18/03).
"Kita selama ini terus mengawal dan menjaga tanggul tersebut. Tetapi karena debit air dan hujan yang ekstrem, sehingga airnya tidak terkontrol dan tanggulnya jebol," katanya
Nana menilai, langkah penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Jawa Tengah dinilai mampu membantu mengurangi intensitas curah hujan.
Tak pelak, langkah tersebut dinilai mampu mempercepat penanganan daerah terdampak banjir. Sebab, banjir yang terjadi di sejumlah daerah sudah mulai surut.
"Alhamdulillah hari ini tidak ada hujan. Ini bisa mengurangi banjir. Semoga hujannya bisa terus berkurang," kata Nana.
Nana membeberkan bahwa langkah yang dilakukan untuk mengatasi banjir tersebut adalah menutup tanggul yang jebol. Ia sangat berharap agar TMC bisa terus diperpanjang sampai seluruh tanggul yang jebol berhasil ditutup.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengatakan, penerapan TMC akan diberlakukan sampai tanggal 20 Maret 2024.
Menurut dia, selama tiga hari TMC akan diterapkan. Hasilnya sudah terlihat di mana curah hujan di wilayah Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang, Demak, dan sekitarnya sudah berkurang.
"Akan dilakukan terus sampai tanggal 20 Maret. Kalau perlu diperpanjang maka akan diperpanjang. Sebelum tanggul Demak tertutup, maka akan dilakukan TMC atau (pelaksanaannya-red) diperpanjang," katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati, TMC ini diprioritaskan untuk wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya karena wilayahnya sudah tergenang. Secara paralel juga dilakukan di daerah lain.
"Setelah tanggal 20 Maret nanti ada tren penurunan curah hujan, asal tidak terjadi fenomena mendadak dan gangguan atmosfer secara tiba-tiba," ujarnya.
Dijelaskan olehnya bahwa curah hujan ekstrem di Kota Semarang dan sekitarnya terjadi akibat ada fenomena munculnya bibit angin topan (cyclone) di Selatan Indonesia yang datang bersamaan dengan masuknya kumpulan awan hujan dari Samudera Hindia atau Timur Afrika.
"Ada fenomena yang tiba-tiba muncul dan mengakibatkan hujan yang ekstrem. Ekstrem itu 150 mm perhari tetapi kemarin mencapai 230 mm lebih," jelas Dwikorita.
- Dari Demak: 350 Pohon Alpukat Aligator Siap Gebrak Pasar Nasional!
- Lenggak-Lenggok Emansipasi, Ketika Tari Menjadi Bahasa Perjuangan Perempuan
- Cegah Kecelakaan Dan Balap Liar, Jalan Desa Getas Blora Dipasang Pita Kejut