Merespon adanya ruang publik baru di Kawasan Kota Lama Semarang, teaterawan, Eko Tunas, menyajikan pertunjukan monolog dalam balutan Sastra Pelataran. Pertunjukkan tersebut digelar di Amphiteatre, Oude Trap, Rabu (14/2).
- Biasa Tampil Casual, Babe Cabiita Tampil Elegan Dalam Balutan Jas
- Gandeng Trans Semarang, Kompilasi Ambyaran Semarang Resmi Dirilis
- Shanata Beauty & Spa, Manjakan Perempuan di Tengah Pandemi
Baca Juga
Dalam pertunjukan monolog itu, Eko Tunas menyuguhkan kepada penonton sebuah karya berjudul Burung Mozaikku dan Burung Essay. Lewat karya itu, dia ingin mengajak penonton memperhatikan bahwa hakekat seni sepatutnya kembali pada masyarakat.
Eko Tunas memahami bahwa seni itu bukan sebatas dunia khayalan dan imajinasi saja namun diilhami dari dunia nyata, ya kehidupan itu sendiri.
Ini yang membuat saya menuangkannya pada pertunjukan monolog,"kata dia.
Selain itu, Eko Tunas juga mengungkapkan kegembiraannya tampil di ruang yang lebih terbuka. Menurutnya, ruang terbuka di mana saja tempatnya dapat direspon untuk kegiatan kesenian. Bagi dia, tampil di ruang publik yang lebih terbuka memberikan kepuasan tersendiri.
Eko menerangkan, dalam berkesenian yang menjadi uyama ialah mempertemukan antara karya dengan masyarakat.
Dia juga mengapresiasi tindakan pemerintah menciptakan ruang terbuka untuk umum. Bagi dia, dalam skala pertunjukkan kecil, ruang terbuka sudah memberikan kesempatan yang unik antara seniman dengan masyarakat.
Harapannya ruang terbuka di Oudetrap Theatre ini bisa dipergunakan sebaik-baiknya untuk seniman muda. Sekarang serba dimudahkan untuk fasilitas berkesenian, jadi anak muda jangan memanjakan diri,"pungkasnya.
- Isyana Saraswati Bakal Ramaikan Konser Khatulistiwa Fest di De Tjolomadoe
- Samsung Manjakan Pengguna Lewat Konsep Hybrid AI
- Pengunjung Mal Bisa Berswa Foto dengan Gogo Dino