Mitigasi Bencana, Sekda Demak Ajak Komunitas 'Nyebur' Sungai Tuntang

Kegiatan bersih sungai lintas komunitas lingkungan, di Kali Tubtang Kab Demak Minggu (7/1). Foto : Nungki
Kegiatan bersih sungai lintas komunitas lingkungan, di Kali Tubtang Kab Demak Minggu (7/1). Foto : Nungki

Banjir menjadi salah satu potensi bencana yang menghantui Kota Demak. Sadar akan hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda), Akhmad Sugiharto menginisiasi gerakan 'Koraboraksi Bersih Sungai Tuntang', Minggu (7/1).

Menariknya, aksi ini tak hanya melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, melainkan jugas sejumlah komunitas yang ada di Kota Wali tersebut.

"Ini merupakan program kali bersih. Di mana di kali - kali banyak tumbuhan bengo'an atau enceng gondok. Yang mana di satu sisi memang untuk budidaya namun disisi lain menganggu jalannya aliran sungai sehingga berdampak pada banjir," ucap Sugiharto kepada RMOLJateng usai ikut terjun langsung membersihkan sampah dan enceng gondok di sepanjang Kali Tuntang, Kalicilik.

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya melakukan mitigasi untuk pencegahan banjir dengan mengajak lintas Dinas yakni Dinputaru, Dinas Lingkungan Hidup dan BPBD Demak serta berbagai komunitas lingkungan untuk melakukan bersih sungai di sepanjang Kali Tuntang.

Berbagai lintas komunitas pun terlihat menyambut baik ajakan Sekda Demak tersebut, terbukti dengan kekompakan dan sinergi yang terlihat saat melakukan bersih sungai yang menurut Ketua Komunitas Peduli Sungai (KPS) Zanari Catur Rukmana, merupakan program tahap ke - 3.

"Pada tahap 1 dan 2 yang dilakukan di Desember 2023 lalu, masyarakat merasa kegiatan bersih sungai perlu dilakukan lagi. Untuk selanjutnya kami harapkan agar masyarakat dapat melakukan bersih sungai secara mandiri, namun jika diperlukan kami terjun, kami siap," ucap Zanari usai menyingkirkan enceng gondok dari tengah sungai.

Sementara itu, Ketua Forum Penanggulangan Resiko Bencana (FPRB) Demak,  Kisyanto Budi, menyampaikan bahwa  inti dari kegiatan tersebut adalah mitigasi penanggulangan bencana dengan meminimalisir resiko.

"Kegiatan FPRB dalam bersih - bersih sungai merupakan bagaian dari mitigasi itu sendiri. Karena jika tidak dibersihkan sekarang, sementara prediksi Januari - Februari curah hujan tinggi, maka akan berpotensi menjadi banjir. Jadi kita awali dengan menggerakkan komubitas yang ada di FPRB," ucapnya Budi.

Senada juga disampikan oleh Mustafydz Amna selaku Ketua Tagana, bahwa hal ini merupakan kegiatan untuk pencegahan terjadinya bencana, sehingga selain aksi Ia pun juga gencar melakukan sosialisasi.

"Kita melakukan bersih sungai untuk mendukung pihak terkait untuk pencegahan terjadi bencana. Selain tenaga kami juga mendukung dengan peralatan berupa cangkul, sabit, juga senso," paparnya.

Ia melanjutkan bahwa sosialisasi terkait pencegahan bencana sudah Ia lakukan di masyarakat dan di sekolah - sekolah.

"Sosialisasi harus terus dilakukan, karena ada pra, saat dan paska bencana. Dan saat ini adalah pra. Di mana kegiatan kami atau hal apapun yang kami lakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana baik nanti terjadi atau sebelum terjadi," pungkasnya.

Pantauan di lokasi, berbagai lintas komunitas lingkungan yang hadir dan terjun di Kali Tuntang antara lain, KPS, FPRB, Tagana, MDMC, FDH, PMI serta didukung oleh masyarakat desa Kalicik dan Manggunjiwan yang bekerja dari sejak pukul 07.00 hingga menjelang petang.