Cukup mencengangkan. Ternyata, dari hasil ngobrol bareng dengan tokoh-tokoh di belakang pengelolaan Goa Kreo didapatkan temuan bahwa monyet-monyet penghuni di sana sulit mendapatkan makanan. Selain itu, pendangkalan atau sedimentasi parah di Waduk Jatibarang menjadi permasalahan dihadapi dan sebagai ancaman masyarakat.
- Masjid Berusia 157 Tahun Yang Dibangun Hanya Dalam 4 Jam, Rahasia Dibalik Pertarungan Melawan Ular Penjaga
- Kunjungan Spesial Utusan Khusus Presiden RI Tiba Geopark Kebumen Dan Destinasi Lain
- Pejabat Pariwisata Dan 25 Pengusaha Demak, Aliansi Baru Yang Siap Guncang Industri Lokal
Baca Juga
Tokoh setempat, Mbah Rimba, menuturkan pihaknya merasa prihatin dengan pendangkalan di Waduk Jatibarang yang menimbulkan kerusakan lingkungan. Selama dalam waktu 10 tahun sejak diresmikan, Waduk Jatibarang mengalami permasalahan lingkungan akibat pendangkalan.
"Belum ada penanganan dari pihak terkait untuk mengatasi pendangkalan. Tetapi, kita warga tinggal puluhan tahun merasakan kalau dibiarkan terus bisa mengancam dan terjadi kerusakan lingkungan lebih parah. Di hutan juga sama, lahan bambunya sekarang rusak sehingga rawan longsor," kata Mbah Rimba saat mengobrol dengan komunitas dan relawan dalam tirakatan 17-an, Jumat (16/08).

Memprihatinkan lagi, Mbah Bejo mengatakan, monyet-monyet penghuni Goa Kreo selama ini jarang mendapatkan makanan. Ratusan penghuni Goa Kreo itu hanya mengandalkan dari para pengunjung. Namun, terkadang makanan diberikan selayaknya manusia, bukan buah-buahan yang menjadi makanan bagi monyet.
Beruntung baru-baru ini, relawan lintas komunitas bisa mendapatkan kerja sama dengan pihak-pihak luar untuk membantu makanan bagi monyet-monyet di Goa Kreo.
"Monyet di Goa Kreo ini tidak mempunyai tempat khusus untuk makan. Alhamdulillah, kita sudah mendapatkan support untuk memberikan kera agar bisa dibantu makanan. Ada donasi Jumat berkah. Agar kera-kera bisa hidup selayaknya manusia tidak makan sembarangan atau bahkan kekurangan makanan," kata Mbah Rimba lagi.
Kerusakan lingkungan di Waduk Jatibarang juga mengkhawatirkan untuk masyarakat petani di sekitarnya. Menurut Mbah Rimba, pendangkalan waduk dapat menggangu pertanian terutama di musim kemarau panjang mirip sekarang.
"Menghadapi fenomena musim kemarau kita berharap apa yang sudah kita tanam semoga bermanfaat. Dengan kegiatan, kita harapkan mengembalikan ke alamnya agar tidak merusak alam. Kita bersyukur dan terima kasih ternyata saudara-saudara kita masih peduli dengan Goa Kreo," tambah Mbah Rimba.
- Bupati Sukoharjo Canangkan Unit Kerja Zona Integritas Dan Desa Antikorupsi
- Renovasi Gedung Arofah, Dedy Yon: Ruang Silahturahmi Dan Perberdayaan Masyarakat
- Dokter Spesialis Jemput Bola Ke Desa, 268 Warga Rembang Terlayani Program Spelling