Minyak Goreng di Solo dan Karanganyar Mulai Langka, Pembelian di Batasi

Langka dan mahalnya harga minyak goreng di pasaran membuat masyarakat mulai resah. Di beberapa daerah seperti Solo dan Karanganyar minyak goreng mulai terbatas. 


Seperti di Pasar Legi Solo, sejak hari Kamis (3/2) kemarin banyak stok minyak goreng eceran 1 dan 2 liter dibeberapa kios mulai kosong. Alasannya distributor hanya membatasi 5 karton untuk setiap pedagang.

"Dari distributor dijatah hanya 5 karton saja dan itu juga langsung habis terjual," jelas Awan, salah satu pedagang, Sabtu (5/2).

Untuk itu dirinya terpaksa juga membatasi jumlah pembelian minyak goreng. Masing-masing hanya boleh membeli satu saja, tidak boleh lebih karena stoknya juga terbatas.  

"Ya bagi-bagi dengan lainnya,  dibatasi satu saja," ucapnya.  

Harga jual minyak goreng kemasan berkisar Rp 15.000-Rp 16.000/liter. Sementara untuk harga minyak goreng curah berkisar Rp 18.000-Rp 18.500/kg.

Sementara di Pasar Jungke Karanganyar stok minyak goreng bersubsidi seharga Rp 14 ribu di Pasar Jungke Kabupaten Karanganyar masih terbatas. 

Siti, salah satu pedagang sebut dirinya menjual minyak goreng  kemasan di harga Rp 15 ribu per liter. Sementara untuk kemasan ukuran 2 liter harganya berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 31 ribu.

Terpisah Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo Heru Sunardi sebut kelangkaan minyak goreng di Pasar Legi, Solo dipicu terbatasnya pasokan barang dari distributor.

"Distributor di Surakarta hanya mendapat jatah 18 ribu liter. Itu habis dibagikan untuk pedagang-pedagang di pasar," ucapnya.  

Kepala Satuan Tugas Penegakan Hukum (Kasatgas Gakkum) Pangan Polresta Solo, Kompol Djohan Andika sejauh ini belum menemukan ataupun menerima laporan terkait dugaan penimbunan minyak goreng di Solo.

"Pedagang diharapkan bisa menerapkan pembatasan penjualan minyak goreng terhadap konsumen, untuk mencegah aksi borong," tandasnya.