Militan Pendukung Trump Ancam Serang Capitol Hill, DPR Batal Rapat

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) telah membatalkan sesi pertemuan yang dijadwalkan pada Kamis (4/3), sementara Kepolisian Capitol memperketat keamanan.


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) telah membatalkan sesi pertemuan yang dijadwalkan pada Kamis (4/3), sementara Kepolisian Capitol memperketat keamanan.

Itu dilakukan setelah seorang pejabat Kepolisian Capitol pada Rabu (3/3) mengungkap pihaknya telah memperoleh informasi intelijen terkait kemungkinan adanya serangan oleh kelompok militan pada 4 Maret.

Dalam pernyataan yang diunggah ke Twitter, Kepolisian Capitol mengatakan, berdasarkan buletin FBI, ancaman itu melibatkan kelompok ekstremis Three Percenters.

"Departemen kami bekerja dengan mitra lokal, negara bagian, dan federal untuk menghentikan segala ancaman terhadap Capitol. Kami menganggap informasi intelijen serius," ujar Kepolisian Capitol, seperti dikutip The New Daily.

"Karena sifat sensitif dari informasi ini, kami tidak dapat memberikan detail tambahan untuk saat ini," lanjutnya.

Menurut pihak berwenang, kelompok ekstremis itu termasuk di antara kerumunan pendukung Donald Trump yang menyerbu Capitol Hill pada 6 Januari, untuk menganggu pengesahan kemenangan Presiden Joe Biden.

Dilansir Kantor Berita RMOL, beberapa ahli teori konspirasi sayap kanan terus mengklaim bahwa Trump, yang kalah dalam pemilihan presiden November dari Biden, akan dilantik untuk masa jabatan kedua pada 4 Maret.

Selama hampir satu abad, AS telah menggunakan 20 Januari sebagai hari pelantikan. Namun sebelumnya tanggal yang digunakan adalah 4 Maret.

Insiden kerusuhan di Capitol Hill pada Januari membuat lebih dari 300 orang ditangkap. Di antara mereka terdapat anggota kelompok sayap kanan, termasuk Three Percenters, Oath Keepers, dan Proud Boys. Oath Keepers dan Three Percenters diketahui kelompok milisi bersenjata.

Setelah munculnya ancaman, keamanan di Capitol ditingkatkan secara signifikan. Anggota DPR telah diberi informasi mengenai kemungkinan ancaman keamanan dari Kamis hingga Sabtu (6/3).

DPR sendiri dijadwalkan untuk melakukan sidang terkait bantuan Covid-19 senilai 1,9 triliun dolar AS yang diajukan oleh Biden. [sth]