Dusun Katel Klawu, Desa Pengalusan, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga ternyata menawarkan sajian alam yang menawan. Selain alamnya yang masih asri karena letaknya di lereng Gunung Slamet, di dusun tersebut ada satu makanan khas yang disajikan oleh masyarakat setempat.
- Kendaraan Masuk ke Jawa Tengah Bakal Dibatasi
- Semarang Zoo Bakal Datangkan Sepasang Gajah Sumatera Pengganti Sekar
- Undang Tim Peneliti Pusdatin Selamatkan Cagar Budaya di Kudus
Baca Juga
Sebut saja Sambal Kucai, sambal khas dari Katel Klawu dengan perpaduan rasa antara daun tanaman Kucai dan sambal. Bentuk Kucai atau daun kucai sendiri hampir menyerupai daun bawang hanya saja daun Kucai lebih kecil seperti rumput.
Daun kucai rupanya tumbuh subur di Dusun Katel Klawu dan kini tengah dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Apalagi ketika melihat potensi daun kucai yang luar biasa untuk dijadikan sebagai menu makanan.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) ‘Karya Tani’, Murwati mengatakan, sambal kucai di Dusun Katel Klawu terbilang masih baru dalam pengolahan dan pemasaran.
Sejak tiga bulan terakhir Murwati bersama ibu-ibu dari Dusun Katel Klawu yang tergabung dalam KWT berinisiatif untuk mengembangkan sambal Kucai sebagai salah satu kuliner khas dusun tersebut. Inisiatif itu muncul dan kemudian didukung oleh Pemkab Purbalingga melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan.
Sambal kucai ini baru tiga bulan ini berjalan dan sekarang lagi proses mengurus Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk produk sambal Kucainya," kata Murwati kepada RMOL Jateng, Senin (24/8).
Murwati menuturkan proses pembuatan sambal kucai tidaklah sulit, bahan bakunya pun mudah didapatkan dan mudah dibudidayakan sehingga tidak ada kesulitan dalam pengolahannya. Hanya saja terkait pemasaran sambal Kucainya belum menyeluruh di Purbalingga.
Dijualnya masih lewat online shopee, kemudian ke beberapa rumah sakit, dinas jadi menunggu pesanan dulu," ujarnya.
Murwati menjelaskan untuk pemesanan sambal Kucai dilakukan satu minggu sekali kemudian daftar pemesan nantinya akan menjadi patokan pembuatan sambal Kucainya. Produk sambal kucai tersebut kemudian dikemasan dalam botol sambal dan siap untuk dikirim ke konsumennya.
Kami beri nama Sambal Kucai ‘Pok Karti’ sesuai nama kelompok kami, untuk sambalnya ini bisa tahan sampai satu minggu suhu ruangan, kalau ditaruh di kulkas bisa tahan kurang lebih 1 bulanan," kata Murwati.
Murwati mengaku tidak menambahkan bahan pengawet apapun agar sambalnya bisa bertahan lama. Hanya campuran bumbu-bumbu sederhana, rasa sambal kucai buatan KWT Karya Tani ini mampu membuat lidah bergoyang.
Apalagi kalau makan sambal Kucainya pakai nasi jagung, urap, mendoan dan sambal kucai terasa nikmatnya," ungkapnya.
Satu minggu ia bisa mendapatkan pesanan sambal Kucai kurang lebih 50 botol yang dikerjakan sekitar 30 anggota KWT. Satu kilogram (kg) daun kucai, menurutnya bisa menjadi tujuh botol dengan rasa original dan enam botol dengan varian rasa.
Untuk varian rasanya ada sambal Kucai teri, cumi dan juga kecombrang. Sedangkan untuk harganya Sambal kucai original Rp 15 ribu, kemudian yang varian harganya Rp 20 ribu per botolnya," ujarnya.
- Sambut Festival HAM, Dinas Pariwisata Gelar Semarang Night Carnival 2021
- Podcast 'Ngopi' Bahas Tuntas 'Smart Budgeting' Dongkrak Desa Wisata
- Sebelum Dibuka untuk Umum, Disbudpar Kota Semarang Lakukan Kajian Jembatan Kaca Tinjomoyo