Menakar Peluang Paslon di Pilkada Kudus, Dua Pengamat Politik Berikan Respon Mengejutkan

Peluncuran maskot Si Piku dan jingle lagu untuk Pilkada Kudus 2024 berlangsung meriah di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus beberapa waktu lalu
Peluncuran maskot Si Piku dan jingle lagu untuk Pilkada Kudus 2024 berlangsung meriah di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus beberapa waktu lalu

Suhu politik di Kabupaten Kudus menjelang kontestasi Pilkada 2024 makin memanas. Berbagai trik dan manuver politik pun dilakukan kedua pasangan calon untuk memikat simpati dari masyarakat Kota Kretek.


Memasuki tahapan masa kampanye yang telah ditetapkan KPU Kudus, para tim sukses kedua Paslon baik Samani-Bellinda dan Hartopo-Mahawib rajin turun mendekati warga. Kedua paslon ini mensosialisasikan visi dan misi mereka dalam membangun Kudus 5 tahun mendatang.

Berbagai manuver yang dilakukan paslon nomor 1 dan paslon nomor urut 2 itu, turut direspon oleh sejumlah pengamat politik local asal Kota Kudus.

Salah satunya Hendrik Marantek. Dalam pengamatannya selama ini, ada paslon yang  berpeluang meraup suara cukup tinggi yakni melesat hingga mencapai 63 persen.

Tentu saja hitungan persentase yang diiperoleh Hendrik melalui survey dan kajian yang realistis. Paslon yang melejit tersebut yakni Hartopo-Mawahib, yang diusung Partai Gerindra, Golkar, Demokrat dan sejumlah partai non parlemen lainnya.

Hendrik mengaku ada tiga indikator yang menjadikan paslon Hartopo-Mawahib lebih unggul, jika dibandingkan kompetitornya di Pilkada Kudus.

Pengamat politik Kota Kudus, Hendrik Marantek 

Indikator pertama, paslon yang bertagline Kudus Maju Berkah ini sudah membentuk tim pemenangan di tingkat RT lebih 80 persen seluruh wilayah Kudus.

“Sementara sesuai pengamatan saya di lapangan, per hari ini pembentukan tim pemenangan di tingkat RT paslon lainnya baru dikisaran angka 10 persen,” ujar HendrikMarantek kepada awak media, Selasa (1/10).

Kemudian indicator kedua, kata Marantek, yakni tingkat kepopuleran Hartopo yang merupakan incumbent Bupati Kudus. Selain itu ditopang Mawahib seorang politikus dan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah.

Marantek juga menyebut sosok Mawahib juga dikenal sebagai tokoh pemuda Nahdlatul Ulama (NU). Rekam jejak positifnya sudah lama di kenal di Kudus yang mayoritasnya adalah warga NU.

“Mereka (warga NU) cenderung akan menjatuhkan pilihannya kepada Hartopo-Wahib di Pilkada Kudus 2024,” terang mantan anggota DPRD Kudus ini.

Marantek melihat bahwa tim pemenangan Hartopo-Wahib lebih siap, solid dan matang. Apalagi, di kubu Hartopo-Wahib ada sosok Nusron Wahid yang merupakan kakak kandung Mawahib Afkar.

“Nusron Wahid dikenal sebagai politisi kondang. Saya meyakini beliau bakal all out memenangkan Mawahib di Pilkada Kudus 2024,” imbuhnya.

Marantek pun memprediksi Hartopo-Wahib mampu mendulang suara sebanyak 63 persen di Pilkada Kudus 2024. Kemudian Paslon Sam’ani-Bellinda dikisaran 37 persen.

Terkait Paslon Sam’ani-Bellinda yang didukung banyak partai politik dan lrbih dahulu bergerak, Marantek justru menilai hal itu sebagai upaya pengenalan mereka dan nukan pembentukan tim pemenangan.

“Mereka itu hanya pengenalan saja, karena keduanya bukan dari politikus. Pak Sam’ani dari ASN dan yang satunya adalah akademisi yang baru lulus,” tukasnya.

Marantek menegaskan, tingkat kesolidan tim di tingkat RT sangat berpengaruh untuk pemenangan Paslon di basis akar rumput. Tim tersebut akan bekerja dan mengajak masyarakat memilih calon yang didukung. 

Terkait banyaknya partai pengusung, Marantek menilai bahwa hal tersebut tidak bisa menjadi jaminan paslon yang bersangkutan memenangkan Pilkada. Karena selama ini, pemilih di Pilkada cenderung memilih figur bukan partai pengusung.

“Banyak partai politik pengusung yang mendukung, belum bisa menjadi tolak ukur pemenangan. Tolok ukurnya adalah kesolidan tim pemenangan. Sebab di Pilkada, masyarakat cenderung memilih figur,” pungkasnya.

Selain Hendrik Marantek, menghangatnya politik di Kudus juga turut direspon oleh pengamat politik Kota Kretek lainnya yakni Bin Subiyanto.

Paslon Harus Siap On The Spot 

Subiyanto menilai fenomena memborong partai  pengusung dalam  Pilkada 2024  di beberapa daerah seperti di Kudus, Jepara dan Pati, tampaknya menular dari kontestasi Pilkada Jakarta 2024.

Ia menyebut kontestasi di Pilkada Jepara misalnya, Cabup Wiwit  memborong 7 parpol yakni PPP, Golkar, Gerindra, PAN PKS  PDIP dan Demokrat.

Kondisi serupa juga terjadi di Pilkada Kudus. Paslon Hartopo Mawahib meski diusung 3 parpol namun tetap optimis. Sedangkan Paslon Samani-Bellinda dipinang 7 partai pendukung. Meliputi PDIP  Nasdem, Hanura, PPP, PAN, PKB, PKS.

"Luar biasa kata komentar warga Kudus yang tinggal di Jakarta. Mereka berdecak kagum ketika saya temui,” ujar Bin Sibiyanto.

Bin Bin Subianto, pengamat politik Kota Kudus

Namun demikian, kata Bin, politik terkadang hasilnya tidak ekivalen, tidak sama antara jumlah kursi partai pendukung dengan perolehan ketika rakyat memilih paslon bupati.

“Walaupun hanya diusung satu parpol bisa jadi menang lho. Pernah kan? Pemenang Pilbup Jepara diusung hanya oleh PDIP. Dan itu pelajaran penting,” terang Bin.

Bin pun melontarkan sejumlah trik bagi Paslon di Pilkada Kudus. Dalam kontestasi itu, masing-masing paslon haruslah siap masuk gorong gorong.

“Paslon harus murah senyum, empuk tangannya, banyak uluran tangan pada rakyat yangg paling terpencil. Pengajian sebagai sosialisasi  setidaknya tiap hari 3 desa, karena 132 desa karena Pilkada sudah dekat,” terangnya.

Selain itu, Bin menyarankan pembinaan super cepat dengan program  yang melibatkan organisasi masyarakat dan parpol Parpol.

“Pendek kata, tantangan bagi paslon Samani-Bellinda adalah mewujudkan jumlah kursi DPRD utuh dan tidak ada yang mrojol," tukas Bin.

Bin memaparkan, tim sukses pemenangan Paslon jumlahnya harus mencakup 132 desa dikalikan jumlah parpol pengusung.  Selain itu, tim sebagai perekat 7 partai di tingkat desa.

Bin menegaskan, kehadiran timses paslon di Pilkada itu harus perfect dan sempurna tim worknya. Karena itu, paslon perlu terus melakukan breefing kepada timsesnya dan harus menang.

“Paslon juga harus membiasakan on the spot serta langsung datang, lihat , respon di lapangan. Dan itulah Paslon yang akan menang,” pungkasnya.