Meletus, Perang Di Jagad Maya Antara Saudara Serumpun ASEAN

Tampilan Laman Kementerian Pengembangan Kewirausahaan Dan Koperasi Malaysia Setelah Diretas Peretas Indonesia. Istimewa
Tampilan Laman Kementerian Pengembangan Kewirausahaan Dan Koperasi Malaysia Setelah Diretas Peretas Indonesia. Istimewa

Jakarta - Perang di jagad maya ternyata terjadi dengan sengit antara Indonesia melawan Malaysia, padahal keduanya adalah sesama warga ASEAN. Peperangan senyap ini sudah terjadi sejak Senin (03/02) sebagaimana dilansir oleh akun-akun monitor peretasan dunia.


Peperangan ini diduga dipicu oleh insiden penembakan migran Indonesia pada Jumat (24/01) yang beritanya baru menyeruak pada Senin, (27/01). Dalam insiden tersebut 5 orang migran ilegal ditembak oleh APMM (Agensi Pengkuatkuasaan Maritim Malaysia) pada pukul 03.00 pagi waktu setempat di perairan Tanjung Rhu, Selangor Malaysia. Perkembangan terakhir diketahui dua orang meninggal dunia dan 3 orang lainnya masih ditahan di Selangor.

Diketahui, serombongan hacker Indonesia yang menamakan dirinya Indohaxsec yang selama ini dikenal dan ditakuti sebagai aktor pengancam terkenal (prominent threat actor) telah memamerkan keberhasilan mereka di forum hacker (dark forum) dan sosial media bahwa mereka telah berhasil menembus pertahanan siber institusi pemerintah Malaysia.

Dari peretasan tersebut Indohaxsec mengatakan bahwa mereka berhasil mencapai database Kementerian Pengembangan Kewirausahaan dan Koperasi atau Ministry of Development and Cooperatives (KUSKOP). Para hacker itu menawarkan penjualan nama-nama para pemohon, nomor KTP, tanggal lahir, kewarganegaraan, alamat usaha, nomor telpon, alamat email dan nama konsultan.

Institusi Malaysia lainnya yang teretas adalah National Tuberculosis Registry (NTBR atau Badan Nasional Pencatatan TBC) yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan. Hal ini mencetuskan kecemasan di kalangan berwenang tentang kerahasiaan data kesehatan yang sangat sensitif dan karenanya dianggap sebagai pelanggaran terhadap privasi pasien, serangan terhadap upaya penyehatan bagi rakyat serta mengancam keamanan nasional. TBC memang masih merupakan penyakit yang mengancam kesehatan warga Malaysia.

Warga internet Malaysia sendiri tidak tinggal diam. Para peretas negeri Jiran itu mengaku berhasil menembus perlindungan laman institusi yang berkaitan dengan militer. Suatu kelompok peretas Malaysia bernama Stucx Team memamerkan keberhasilan mereka untuk menembus sistem CCTV dan mengancam infrastruktur kritikal. Kelompok lainnya bernama The Sweet Night juga menyatakan mereka melakukan peretasan terhadap Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Ardie Sutedja mengatakan bahwa pihaknya mengutuk tindakan peretasan dari kedua belah pihak. Menurut pendiri ICSF (Indonesia Cyber Security Forum) tersebut hacktivism (aktivitas peretasan) hanya merugikan hubungan bilateral ke dua negara dan tidak mencerminkan nilai-nilai bangsa serumpun ini. Pihaknya juga mengutuk tindak kekerasan APMM yang menembak para migran Indonesia walau mereka tidak melakukan perlawanan saat didatangi oleh para petugas tersebut.

Merujuk pada kondisi bocornya data-data penting, Ardie menyatakan perlunya publik untuk memiliki kesadaran yang meningkat tentang keamanan siber dan dampak negatif dari hacktivism. Ia juga mengingatkan agar masyarakat justru menggunakan media sosial untuk menebarkan pesan damai.

Penggiat keamanan siber itu mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia juga patut mendirikan suatu tim respon terhadap insiden kegiatan peretasan dalam menangani potensi serangan siber berikutnya.

Respon dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sampai saat ini belum terdeteksi.