Meditasi Kuras Emosional WBP Rutan Salatiga

Momen meditasi dan pengakuan dosa menguras 'emosi' puluhan umat Katolik dan Kristen Warga Binaan Pemasyarakatan (SBP) di Rutan Salatiga, Rabu (3/1).


Peribadatan dipimpin Romo Walidi yang menyinggung perihal kasih Tuhan. Ia menjelaskan, Tuhan lahir di kandang di Bethelhem. 

"Mengapa Tuhan seperti kita, supaya kita bisa mengalami kehadiran Tuhan bahkan perjumpaan secara personal dan intim," ungkap Romo Walidi. 

Di Gereja Katolik, lanjut dia, ada ekaristi mengobarkan dirinya untuk keselamatan umatNya. Tuhan mengorbankan diriNya. Cara Tuhan mengasihi umat manusia adalah mengorbankan diriNya. 

"Bahwa Tuhan menyapa saya, saya tumbuh dalam diri saya semakin personal. Supaya kasih Tuhan nyata dirasakan umatNya, cara kita mengasihi Tuhan yaitu dengan cara membuka diri dan mempersilakan Tuhan hadir dalam hidup kita dan terjadi relasi semakin kuat," paparnya. 

Pada akhirnya, Romo Walidi mendoakan WBP selalu dalam lindungan dan merasakan kehadiran Tuhan. 

Koordinator Tim Meditasi Gereja Khatolik Kota Salatiga yang terpusat di Gereja Kristus Raja Semesta Alam Paulus Sugijanto melanjutkan dengan lagu pujian. 

Ia pun membawakan tembang, 'Jangan Pernah Menyerah'. Tembang ini merupakan lagu rohani yang dipopulerkan oleh Edward Chen feat Justin Faith dari Album Day and Night Worship. Lagu ini dinyanyikan dengan iringan petikan gitar akustik dan membuat haru seisi ruangan Perayaaan Natal di Rutan Salatiga. 

"Tidak ada yang sempurna. Dan jika ada tutur kata yang tidak berkenan kami mohon maaf. Jangan pernah putus asa, Tuhan selalu di sisi kita," pungkasnya. 

Tak pelak, tembang pujian ini membuat haru seisi ruangan. Seluruh jamaah ikut berdendang dengan khusyuk dan diakhiri foto bersama dengan Kepala Rutan Salatiga serra penyalaan lilin dengan ruangan gelap nan syahdu. 

Tidak berlarut-larut, Paulus Sugijanto memimpin dan mengajak seluruh jemaat perayaaan Natal untuk melakukan meditasi dengan duduk bersila sseta sikap tegao dengan tidak menyenderkan punggung. 

Suasana hening diwarnai gemericik air kolam di Selaras Rutan Salatiga, membuat sebagaian jemaat merenungkan apa yang telah mereka lalui.