mbas Pengerjaan Jalan Pantura, Petani Garam Rembang Rugi Puluhan Juta

Aktifitas petani garam Kaliori Rembang. RMOL Jateng
Aktifitas petani garam Kaliori Rembang. RMOL Jateng

Proyek pembangunan infrastruktur jalan pantura Rembang Jawa Tengah dikeluhkan para petani garam. Pasalnya debu pembangunan jalan proyek tersebut mencemari puluhan hektare tambak garam milik petani hingga merugi puluhan juta rupiah.


Proyek pembangunan jalan yang sudah berlangsung selama satu bulan terakhir ini membuat para petani garam harus gigit jari lantaran para petani garam mengalami kerugian akibat gagal panen. 

Total saat ini ada 50 hektare tambak garam terdampak. Biasanya petani garam bisa meraup untung hingga Rp1,5 juta per tiga hari sekali panen, namun, imbas debu proyek membuat harga jual garam mereka merosot hingga 50 persen. 

Salah satu petani garam asal Desa Dresi Kecamatan Kaliori, Rasmani mengatakan, dalam musim panen kali ini garam miliknya yang biasanya mengkristal kini kualitasnya menurun bahkan lembek seperti bubur. 

"Biasanya dalam tiga hari saya mampu memanen garam hingga 1,5 ton, namun imbas adanya debu pengerjaan jalan, dalam tiga hari hanya bisa memanen sebanyak 4 kuintal garam," keluhnya, Minggu (1/10).

Selain itu, harga garam yang seharusnya dijual dengan harga Rp1300 per kilogram kini hanya laku dijual dengan harga kisaran di bawah Rp1000 per kilogram. Itu karena kualitas garam serta produksi menurun. 

"Untuk saat sekarang panen paling bisa dilakukan seminggu sekali," imbuhnya.

Hal senada diungkapkan Maskuri, petani garam Kaliori, nasib para petani garam saat ini, mengalami kepayahan, imbas dari pembangunan tersebut. 

"Kita tidak ingin muluk-muluk, setidaknya dilakukan penyiraman pada proyek, dua kali sehari lah, agar debu tidak beterbangan mengotori lahan petani garam," ujarnya.