Masuki Musim Tanam, Dinpertan Ungkap Masalah Klasik Pertanian di Demak

Kepala Dinas Pertanian, Agus Herawan. Nungki/RMOLJateng
Kepala Dinas Pertanian, Agus Herawan. Nungki/RMOLJateng

Sejumlah daerah di Kabupaten Demak terindikasi masih belum melaksungkan Musim Tanam (MT) kedua.

Kendati demikian sebagian wilayah sudah melakukan panen raya panen pada MT kedua. Permasalahan pertanian di Demak dianggap klasik, yakni kurangnya pasokan air.

Kepala Dinas Pertanian, Agus Herawan menyebut  pasokan air dibeberapa wilayah belum sampai alirannya, itu dampak dari perbaikan jaringan sungai yang jebol tempo waktu lalu 

"Alhamdulillah dari BBWS berkomitmen akan dialiri air, mudah-mudahan para petani bisa tanam, kemarin juga para petani kami imbau kalau misal sudah cukup nggak usah nyedot banyak-banyak (nyedot air dari sungai -red) karena masysrakat yang dihilir kan masih belum bisa tanam,” ucap Agus.

Ia mwlanjutkan, faktor lain kurangnya pasokan air karena adanya perbaikan tanggul-tanggul yang sebelumnya mengalami jebol, sehingga penggelontoran air belum bisa maksimal.  

“Pasca banjir, aliran air dari Klambu kiri kan mulai Dempet, Gajah, Karanganyar Mijen, sampai Wedung. Terhambat MT 2 itu Mijen Wedung, Bonang, jadi mungkin di kecamatan itu hanya ada beberapa desa yang belum bisa tanami, jadi nggak full satu Kecamatan itu nggak bisa tanam,” ucap Agus.  

Potensi datangnya El Nino  juga membuat pasokan air tidak dapat terpenuhi, sehingga menyebabkan MT ketiga terancam tidak bisa ditanami palawija, sementara El Nino justru bagys untuk pertanian tembakau.

“Jadi El Nino itu membawa berkah juga buat petani tembakau, jadi ya dilema, ada yang mengharapkan El Nino ada yang tidak. Tapi yang agak kota khawatirkan untuk MT ke-3 nya (palawija), kalau ini (MT 2) mundur palawija akan terancam, biasanya Juni atau Juli harusnya sudah tanam (Palawija), ada juga beberapa sudah panen (padi) seperti Dempet,” pungkasnya.