Setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan virus Corona di Indonesia, banyak masyarakat yang memburu masker untuk dikenakan sebagai pencegahan. Diantara masker yang dicari yaitu masker N95 dan masker bedah.
- Nakes Solo Terpapar Covid-19 Disiapkan Lokasi Isoter Khusus
- Jadi Tuan Rumah Lokakarya GERMAS, Hendi Tegaskan Komitmen di Sektor Kesehatan
- Akselerasi Capaian UHC, BPJS Kesehatan Luncurkan Program Pesiar
Baca Juga
Dari penelitian, virus Corona atau (Covid-19) memiliki bentuk bulat dan lonjong dengan ukuran diameter 60-140 nm, dapat dicegah masuk ke dalam tubuh salah satunya dengan bantuan masker.
Namun Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menjelaskan mengenai ketentuan menggunakan masker.
"Tetap keputusannya dari WHO yang sakit yang pakai masker. Yang sehat nggak usah," ujar Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020).
"Kenapa? Karena apa? Kalau yang sehat pakai juga percuma, dia nanti megang-megang tangannya dan sebagainya. Tetap saja bisa kena," ujar Terawan.
Meski tidak menjamin penyebaran virus, namun kita perlu mengenal jenis-jenis masker yang kini diburu masyarakat.
1. Masker Bedah
Masker bedah biasanya memiliki warna hijau, biru dan merah muda. Lapisan masker yang tipis membuat masker ini banyak digunakan saat berkendara agar tidak terkena polusi atau debu.
Sebenarnya penggunaan masker bedah di rumah sakit untuk mencegah tetesan cairan tubuh seperti keringat, air liur serta dahak. Agar cairan di dalam tubuh pasien atau orang yang terpapar penyakit tidak menyebar ke tempat lain yang sudah steril.
Kelebihan masker bedah dapat melindungi diri dari kuman atau virus yang terhirup. Namun masker ini hanya boleh digunakan satu kali pemakaian karena harus dibuang jika sudah lembab dan basah.
2. Masker N95
Masker N95 biasanya digunakan sebagai perlindungan pernafasan bagi pemakai dari partikel-partikel biologis seperti bakteri dan virus dari udara. Masker N95 dapat membantu mencegah penularan penyakit infeksi saluran pernafasan.
Masker N95 atau masker respirator merupakan jenis masker anti-polusi yang bisa digunakan untuk melindungi dari asap, termasuk kabut asap. Masker N95 dapat menyaring polutan dan partikel halus sampai 95 persen.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tidak merekomendasikan masker N95 digunakan sehari-hari. Masker ini cocok untuk orang yang menderita penyakit pernapasan karena efektivitasnya telah diuji oleh Personal Protective Laboratorium Teknologi (NPPTL) di NIOSH di bawah Pusat Pengendalian dan Pencegahan penyakit (CDC).
Tidak seperti masker bedah yang hanya sekali pakai. Setidaknya masker N95 dapat digunakan sebanyak 5 kali. [ard]
- Nakes Semarang Sudah Mulai Lakukan Vaksinasi Booster
- BPJS Kesehatan Berikan Sosialisasi Program JKN Kepada Penyandang Disabilitas
- Tahun 2021, Penderita TBC di Kota Semarang Alami Penurunan