Geliat pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang ditandai dengan munculnya banyak sekali mall baru. Setiap tahun semakin bertambah banyak jumlah mall yang dibangun, konsepnya pun berbeda-beda sehingga punya cirinya sendiri-sendiri.
- KAI Daop 6 Yogyakarta Gaungkan Transportasi Ramah Lingkungan
- Siapkan Kelola Darurat Sampah, Gubernur Ahmad Luthfi Bentuk Tim Khusus
- Cegah Judi Online, Propam Kota Tegal Sidak Ke Polsek
Baca Juga
Kawasan perekonomian di Semarang semakin tumbuh seiring ekonomi masyarakat yang terus meningkat. Beberapa tahun ke depan diperkirakan akan semakin banyak pusat perbelanjaan baru.
Bukti majunya ekonomi dengan munculnya banyak mall baru apakah bisa jadi patokan?
Menanggapi hal itu, Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Dr Djoko Santoso, punya argumen menarik.
Ekonomi di Kota Semarang dalam beberapa tahun belakangan ini alami pertumbuhan bagus dan selalu meningkat. Namun, tolak ukur pertumbuhan mall tidak dapat digunakan untuk melihat sejauh mana semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi.
"Kota Semarang sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, pertumbuhan ekonominya bisa disebut tidak terlalu cepat tetapi juga tidak lambat. Grafiknya bisa dibaca kok. Kenaikan dimulai awal 2021 setelah pandemi Covid-19. Pendapatan masyarakat Semarang naik, tetapi soal daya beli dan kebutuhan tidak bisa hanya berpatokan melihat pertumbuhan mall saja, ada aspek-aspek lain saling melengkapi," terang dia.
Masyarakat Semarang sebagian, lanjut Djoko, mudah menyimpulkan majunya pembangunan tempat hiburan jadi tanda ekonomi juga tumbuh pesat. Namun, hal itu tidak sepenuhnya benar.
Hal itu dapat dilihat sebagai sesuatu normal karena Kota Semarang, termasuk beberapa kota lain, jadi kota metropolitan.
Perkembangan ekonomi daerah setiap tahun pasti terjadi dan wajar. Dibandingkan daerah lain yang menyandang status metropolitan juga, justru Semarang bisa dibilang ketinggalan.
"Kalau pendapat masyarakat: baru sekarang kok masif sekali pembangunan mall dan fasilitas publik lainnya? Ya, karena kondisi Semarang sedikit tertinggal. Yang lainnya sudah modern. Kita (Semarang-red) baru ancang-ancang mulai beranjak mengejar ketertinggalan. Walau pun bisa. Tetapi, akan butuh waktu lama untuk bisa sejajar dengan kota lain. Animo masyarakat untuk belanja dan refreshing juga tidak setinggi kota lain, biasa-biasa saja. Buktinya, banyak mall-mall baru sepi, entah faktornya apa tetapi gemingnya di Semarang sepertinya kurang," jelas Djoko.
- Ketua DPRD Kunjungi Jepara Mulia Furniture Yang Lahir Dari Perantauan Di BLI
- Mas Wiwit Dukung Bangun Gedung Eksibisi
- Perambahan Hutan Rogojembangan Ilegal!