Makanan sehat bukan hanya tidak mengandung pengawet dan pewarna melainkan makanan yang dikonsumsi mirip dengan bentuk aslinya.
- Sekda Salatiga Benarkan Video Penolakan Pasien Covid-19 di RSUD Salatiga
- Polres Purbalingga Gelar Vaksinasi Keliling Di Perusahan
- Kolaborasi dengan Pemprov Jateng, BPJS Kesehatan Apresiasi Komitmen Kepesertaan dalam Program JKN
Baca Juga
Demikian diungkapkan Pakar Gizi DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum dalam rangka pekan menyusui sedunia atau world breastfeeding week (WBW) 2018, hari ini (11/8) di Resto Basilia Jln Menteri Supeno No 13 A, Semarang yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jawa Tengah.
Pola makan tidak hanya merujuk pada kata sehat melainkan seimbang. Disebut seimbang setiap kali makan, perlu adanya asupan karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat sehat memiliki syarat lambat dicerna menjadi gula, memiliki kandungan serat tinggi, kaya dengan antioksidan, kaya dengan enzim dan bersifat alkalis.
Karbohidrat yang baik bukan rafinasi. Sesuatu berasal dari alam tanpa dilucuti melalui berbagai proses," ujarnya.
Mengupas makanan sehat, dia memberikan contoh sederhana opor versus sosis. Masyarakat masih beranggapan santan merupakan makanan yang ‘harus’ dihindari. Pun demikian sebagian peserta yang memilih sosis sebagai jawaban. Sayangnya kita lebih memilih makanan ala Barat dibandingkan makanan khas Indonesia. Makanan sehat tidak pernah dalam bentuk kemasan," ujarnya.
Makanan sehar tidak akan memberi efek kecanduan, karena dasarnya adalah kebutuhan. Kebutuhan tubuh tidak sama dengan kecanduan lidah. Makanan disukai atau tidak tergantung dari masalah pembiasaan dan pembelajaran. Bukan hanya urusan rasanya ‘enak’ atau ‘tidak enak’. Ada makanan yang enak bagi suatu bangsa tertentu, makanan tersebut bisa jadi membuat bangsa lain mual.
Kembali soal santan, disebut kaya antioksidan sedangkan tubuh butuh asupan ini. Namun demikian, gunakan santan dari bahan alami bukan kemasan. Santan berasal dari parutan kelapa dibagi ke dalam beberapa porsi dan bisa disimpan di lemari pendingin. Gunakan santan dalam sekali makan dan makanan tidak dihangatkan kembali.
Bagi Anda yang suka makan santan sebaiknya tidak dalam waktu berdekatan mengonsumsi ini. Susunlah jadwal makanan dalam satu minggu. Anda bisa menandai hari, misalkan Hari Sabtu untuk jadwal makanan bersantan berarti ‘ketemu’ santan lagi Minggu depan," paparnya.
Sedangkan, asupan protein bisa diperoleh dari kacang-kacangan, telur, tempe, jamur, ayam dan ikan/ seafood. Masak yang enak sekaligus aman. Misalkan, pepes, sop, soto, garang asem, pesmol, pangeh, arsik, tim, bakar. Bungkuslah makanan ini dengan daun bukan dengan kertas buatan pabrik.
Kandungan antioksidan bisa dilihat dari warna. Semakin lama proses memasak semakin berubah warna akan mempengaruhi kandungan di dalamnya. Contoh sayuran yang bisa dikonsumsi mentah seperti daun kemangi, tomat, kentimun, daun kedongdong, kacang panjang, selada dan leunca.
Asupan lemak di dalam tubuh meliputi ikat laut dalam, kelapa, kemiri, kacang-kacangan dan alpukat. Alpukat bisa dinikmati langsung atau dibuat jus, namun tanpa ada tambahan apapun seperti gula, krimmer atau es krim.
Kebiasaan menjaga pola makan dimulai dari memelihara kehamilan. Hal ini bertujuan agar bayi sehat. Berlanjut pada usia tumbuh kembang menjadi dewasa sehat, memasuki usia produktif supaya terhindar penuaan dini. Berlanjut hingga usia dewasa agar tetap produktif dan tidak menjadi beban.
Anak adalah tanggung jawab orangtua. ASI ekslusif diberikan selama bulan hanya ASI saja. Jangan khawatir bayi akan kehausan dilanjutkan dengan MPASI (makanan pendamping Air Susu Ibu), cukupi kebutuhan bayi dengan menu empat bintang," katanya.
Menjadi orangtua sebaiknya tidak hanya mengandalkan praktis. Misalkan, menyiapkan MPASI bubur disaring bukan diblender sehingga anak mengenali tekstur makanan.
- Kepala Daerah Kunci Implementasi GERMAS
- Renovasi Gedung IBI, Bupati Tegal Ingatkan Layanan Optimal
- Intensifkan Gemarikan, Strategi Pemerintah Atasi Stunting dan Tingkatkan Ketahanan Pangan di Karanganyar