Mahasiswa UNS Meninggal Saat Diklat Menwa, Anggota DPR RI : Mencetak Pemimpin Tidak Boleh  Dengan Kekerasan

Anggota  DPR RI Komisi VIII, Paryono menegaskan dirinya sangat menyayangkan kejadian pendidikan dan pelatihan (diklat) Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS mengakibatkan meninggalnya Gilang Endi Saputra.  


Dia menilai, kasus yang menimpa Gilang seharusnya tidak perlu terjadi. Karena untuk mencetak pemimpin  tidak harus dengan cara kekerasan seperti itu. 

"Peristiwa ini sangat disayangkan.  Karena cara memimpin dengan kekerasan saja sangat tidak boleh," tegas Paryono yang juga kerabat almarhum Gilang Saputra,  Rabu (3/11).

Dirinya menambahkan, kedatangan tim LPSK ini, untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya melakukan pendampingan bagi saksi maupun keluarga korban.

Sehingga tidak ada intimidasi,  tekanan-tekanan dan hukum berjalan normal, apa adanya secara obyektif sehingga jika terbukti salah harus dihukum. 

"Hukum harus ditegakkan, bukan hanya karena  keluarga menuntut keadilan tetapi ini menjadi pembelajaran bagi semuanya juga lembaga pendidikan agar kedepannya tidak terjadi lagi korban-korban kekerasan akibat kegiatan serupa," ungkap politisi PDIP ini. 

Dia juga mendorong agar kasusnya ditangani secara tuntas. Karena ini menyangkut lembaga, menyangkut institusi. Agar nantinya di kemudian hari tidak ada lagi korban-korban lainnya.  

"Sebagai wakil rakyat kita juga harus  mengadvokasi semua rakyat. Apabila ada rakyat termarjinalkan, terpinggir harus kita bela. Kebetulan ini (Gilang) masih kerabat saya. Dan saya akan kawal sampai tuntas," tandasnya.