Mahasiswa KKN UNDIP Buat Inovasi Daging Kelinci Jadi Camilan Menyehatkan

Tim mahasiswa KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) membuat inovasi makanan olahan dari daging kelinci menjadi camilan yang digemari warga.


Tim KKN tematik itu bermarkas di Desa Pegandon, Kendal,  merupakan program KKN bertema “PKUM Bagi Kelompok Ternak Kelinci di Kabupaten Kendal Menuju Hilirisasi Usaha Melalui Teknologi Pengolahan untuk Menghasilkan Produk Olahan Daging Kelinci yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).” Desa Pegandon merupakan desa yang memiliki peternakan kelinci. 

Ketua tim KKN yang merupakan mahasiswa Teknologi Pangan Undip, Izza Wildani Muttaqin, mengatakan, selama ini, penjualan daging kelinci dinilai kurang inovatif sehingga diperlukan modifikasi produk. Padahal, daging kelinci memiliki manfaat yang luar biasa untuk kesehatan sehingga pilihan olahan pangan perlu dipasarkan. 

Melihat fakta itu, KKN Tematik yang terdiri lima orang menciptakan ide olahan bakso kelinci, bakso goreng (basreng) kelinci, dan salami (sosis) kelinci dengan bimbingan dosen ahli, drh. Siti Susanti, Ph.D. Tim menggandeng peternak kelinci SIBOLIM NZRB sebagai mitra produsen daging kelinci yang nantinya juga akan melibatkan kerja sama dengan beberapa pihak lain, salah satunya ibu PKK.

“Selama ini penjualan daging kelinci hanya berupa fillet sehingga harapannya daging kelinci di desa Pegandon dapat didiversifikasi olahan pangan,” ungkap Izza, Sabtu (23/7).

Selain problematika pemasaran, Izza dan kawan-kawannya menilai olahan bakso dan salami kelinci akan menjadi makanan yang enak, digemari, juga menyehatkan. Hal ini tidak terlepas dari kandungan daging kelinci itu sendiri yang kaya akan protein.

Mereka melihat banyaknya masyarakat yang menyukai makanan cepat saji, seperti bakso dan sosis sehingga fenomena tersebut mendorong kelompok KKN menciptakan produk bakso berbahan dasar daging kelinci.

Permasalahan utama yang dialami oleh Izza dan kawan-kawannya ialah bagaimana menakar dan meracik komposisi yang pas, baik secara manfaat ataupun harga. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 1,5 bulan mulai 11 Mei – 25 Juni, untuk menemukan takaran yang pas sesuai dengan harga jual yang ditawarkan. Nantinya, produk yang berisi 12 buah bakso atau 100 gr ini akan dijual seharga Rp 25.000.

Proses formulasi bahan dan percobaan dilakukan online oleh mahasiswa. Sedangkan, pelaksanaan sosialisasi dan demonstrasinya sendiri dilakukan pada Minggu, 26 Juni 2022 di rumah Bapak Anton yang berlokasi di Desa Pegandon, Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal dan diikuti oleh warga desa Pegandon.

"KKN kami hybrid. Trialnya online sedangkan sosialisasinya offline,” imbuhnya.

Pada saat demontrasi produk, ibu-ibu desa Pegandon tampak antusias dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan, terutama perihal fermentasi dalam pembuatan salami. Tidak hanya demonstrasi, para ibu PKK yang menjadi target dari program pemberdayaan ini juga dibekali dengan modul yang berisi bahan, racikan, serta fungsi dan kandungannya agar manfaat dan harga yang diperoleh bisa seimbang.

Mereka dibekali tim KKN dengan akun media sosial dan e-commerce yang nantinya dapat digunakan sebagai media pemasaran produk-produk baru tersebut.

Anggota tim KKN, Niko Gilang R, mahasiswa Teknik Sipil Undip, menambahkan,  olahan daging kelinci memiliki ceruk pasar yang cukup besar di media sosial.

“Selama ini hanya daging kelinci yang dipasarkan melalui orang ke orang dan olahan daging kelinci masih sedikit di pasar digital. Pasar digital menurut saya peluang olahan daging kelinci sangat menguntungkan karena belum banyak yang menjual dengan sekala besar,” jelasnya.