Melalui Language Training Center (LTC), mahasiswa asing di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) tak hanya sebatas mempelajari bahasa saja.
- Tiga Mahasiswa S2 Akuntansi FEB UKSW Kembali Berjaya di Kompetisi Thesis Nasional APSSAI
- Tunjukkan Bakat dalam Academy Content Creator Difabel
- Potensi Kekurangan Jumlah Guru, Lestari Moerdijat: Segera Diatasi dengan Langkah yang Tepat
Baca Juga
Mereka juga mengenalkan batik ecoprint serta cara pembuatannya kepada lima mahasiswa asing peserta Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) asal KEIO University Jepang, Kamis (7/3).
Kelima mahasiswa asing tersebut adalah Momoka Matsuo, Matsukawa Ena, Shota Akita, Ryoya Maki, dan Hiroki Ohno.
Dipandu Kepala Sekolah SD Marsudirini 77 Ernastyono, S.Pd., kegiatan membuat batik ecoprint ini sangat baik untuk diperkenalkan kepada mahasiswa asing.
"Adanya kegiatan ini, mahasiswa asal Jepang akan memiliki wawasan mengenai pembuatan batik yang sederhana. Sehingga, mereka dapat mengenal kebudayaan-kebudayaan Indonesia, salah satunya batik ecoprint ini," terang Ernastyono.
Ditemui di sela kegiatan, Kepala Sub Bagian LTC R.P.N. Dian Widi Sasanti, S.Pd., menambahkan bahwa LTC hendak memberikan variasi kegiatan yang berbeda dari sebelumnya sehingga kegiatan membuat batik ecoprint ini menjadi pilihan untuk PIBBI KEIO kali ini.
Selain itu, pembuatan batik ecoprint cenderung mudah dilakukan mengingat peserta PIBBI KEIO yang mengikuti program masih mempelajari bahasa Indonesia di tingkat dasar.
Salah satu hal yang juga menjadi keunggulan kegiatan PIBBI KEIO di UKSW adalah menekankan interaksi sosial dan pertukaran budaya dengan civitas academica UKSW maupun masyarakat di Salatiga.
Mahasiswa Jepang belajar bahasa Indonesia melalui pertukaran budaya seperti belajar gamelan, membatik, pergi ke pasar, belajar pencak silat, membuat makanan khas Indonesia dan sebagainya.
“Mereka tinggal di homestay, sehingga mahasiswa ini bisa mempelajari budaya Indonesia secara langsung seperti bagaimana keluarga di Indonesia menyajikan makanan, dan lainnya," imbuhnya.
Selama belajar bahasa Indonesia di UKSW, mahasiswa KEIO juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan diskusi dengan mahasiswa UKSW. Dalam kesempatan ini, Dian Widi Sasanti mengungkapkan bahwa mahasiswa asing akan mendapatkan exposure bahasa maupun budaya secara seimbang.
Selain diisi dengan kegiatan membatik ecoprint, peserta PIBBI KEIO juga memperoleh kesempatan untuk mengasah kemampuan berbahasa dengan sejumlah siswa kelas XII SMA Kristen Satya Wacana.
Mahasiswa peserta PIBBI KEIO mengenalkan budaya mereka, salah satunya mengenai pakaian tradisional Yukata. Sedangkan para siswa SMA mengenalkan bahasa Indonesia gaul yang sering dipakai anak muda saat ini. Tak berhenti sampai di situ, mahasiswa KEIO akan belajar Pencak Silat.
Kegiatan PIBBI KEIO berlangsung selama dua minggu sejak 26 Februari 2024 hingga 8 Maret 2024 mendatang.
- SNBT Dibuka, Unnes Bakal Siapkan Kuota 3.522 Calon Mahasiswa Baru
- Vaksinasi Pelajar Jadi Syarat Sekolah Tatap Muka di Demak
- Perlunya Kajian Yang Tepat Sebelum Memutuskan Libur Selama Bulan Ramadan