Luhut Nilai Perang Dagang Berpeluang Menguntungkan Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menilai Indonesia bisa mengambil peran dari perang dagang antara China dan Amerika Serikat.


Bahkan menurut Luhut perang dagang tersebut bisa menjadi peluang untuk Indonesia dalam mengambil keuntungan. Salah satunya soal menghemat dengan membangun industri dalam negeri menjadi lebih baik seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL

Luhut melihat potensi tersebut usai melakukan kunjungan ke galangan kapal PT Penataran Angkatan Laut (PT PAL) di Surabaya Senin (16/7).

"Perang dagang ini sebenarnya peluang untuk kita. Bisa menguntungkan buat kita karena kita bisa menghemat dengan membangun industri dalam negeri menjadi lebih baik," ujarnya dalam keterngan pers, Senin (16/7).

Luhut mengaku senang dengan apa yang disaksikannya, dan ia yakin PT PAL akan mampu memenuhi kebutuhan peralatan militer dan non militer dalam negeri.

"Dalam rapat kabinet kemarin pemerintah telah memutuskan untuk menggunakan produk-produk lokal yang bisa dibangun sendiri. PT PAL ini salah satunya, karena Kementerian Pertahanan adalah pengguna dana kedua terbesar setelah Kementerian PUPR,  jadi kita coba sebisa mungkin untuk memanfaatkan dana  itu untuk membangun industri dalam negeri sehingga ada nilai tambahnya," ujar Luhut dalam keterangan pers.

Pada kunjungan tersebut Menko Luhut mendapat informasi tentang pembuatan kapal selam.  Kapal selam ini dirakit di galangan PT PAL, setelah bagian-bagiannya dikirim dari Korea Selatan. Kapal selam yang diberi nama KRI Alugoro-405 ini direncanakan selesai tahun ini.

"PT PAL juga telah mendapat pesanan Kapal Cepat Rudal (KCR) sebanyak 19 buah dan sedang menyelesaikan pesanan Landing Platform Dock (LPD) nya yang ke enam, yang tentunya semakin baik dan murah dari produk sebelumnya," jelas Luhut.

Kapal jenis LPD yang dipesan sebelumnya memiliki panjang 125 meter dan LPD dibuat saat ini adalah 124 meter. Dirut PT PAL mengharapkan dengan dapat dipenuhinya pesanan TNI AL, PT PAL kini menyasar negara asing di Afrika dan negara-negara tetangga ASEAN.

"Di sini kita bisa melihat teknologi kita dan kemampuan personel kita untuk mengembangkan peralatan-peralatan militer dan non militer makin baik. Kita juga bisa mengurangi dana-dana impor luar negeri, sehingga menyeimbangkan ekspor-impor,  memberi nilai tambah dan mengembangkan tenaga kerja," ujar Luhut.