Liburan Berujung Celaka, Pegawai RSWN Disebut Adakan Piknik Pribadi

Kecelakaan yang menimpa 27 pegawai RSUD KRMT Wongsonegoro di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (18/9) petang, ternyata bukanlah acara dari Rumah Sakit, melainkan acara pribadi keluarga pegawai RSWN.


Kecelakaan yang terjadi di objek wisata Goa Tanding, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul ini mengakibatkan bus bernopol H 1446 BW tergelincir kemudian terguling. Meski tida ada korban jiwa, kecelakaan ini mengakibatkan empat penumpang patah tulang dan delapan penumpang mengalami lula ringan.


"Rombongan kemarin itu acara pribadi, jadi beberapa pegawai mengajak kelurganya. Bukan acara dari RSWN," kata Direktur Utama RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang, Susi Herawati, Senin (20/9).

Susi mengatakan ada 17 penumpang dalam rombongan tersebut yang merupakan pegawai RSWN. Namun terkait dengan perizinan, Susi mengaku tidak ada izin untuk kegiatan tersebut karena memang menurutnya bukan acara dari rumah sakit.

"Ndak ada ijin dengan saya karena nggak ada hubungannya dengan rumah sakit. Kita tidak bisa melarang mereka rekreasi," bebernya.

Bahkan pihaknya belum mengetahui pegawai dari bagian mana yang mengalami kecelakaan. Namun pegawai yang tidak mengalami luka sudah masuk kerja mulai hari ini.

"Sepertinya sudah masuk kerja, saya sudah minta agar tetap waspada dan kendalikan diri. Ini kan masih PPKM. Kita tidak bisa larang mereka rekreasi tapi kita semua harus waspada," ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku belum mengetahui adanya kabar kecelakaan yang menimpa pengawai RSWN ketika berwisata ke Gunungkidul. Namun Hendi, sapaan akrabnya akan melakukan koordinasi dengan Direktur Utama  RSWN terkait kejadian ini.

"Belum tahu kalau kabar ini, saya malah baru tahu dari teman-teman wartawan. Tapi akan saya pastikan dan berkoordinasi dengan Bu Susi," kata Hendi.

Hendi mengatakan ASN harus bisa memberi contoh yang baik bagi masyarakat. Terlebih saat ini sedang ada pembatasan kegiataan masyarakat.

"Harusnya jadi contoh yang baik. Kalau sejauh ini diminta mengurangi mobilitas, menjauhi kerumunan maka hal hal yang terkait hal itu bisa dilakukan oleh kawan-kawan yang ada di lingkungan birokrasi pemerintah kota Semarang," jelasnya.

Terkait sudah dibukanya beberapa tempat wisata terutama yang berada di level 2, Hendi tidak menampik jika masyarakat sudah berwisata. Namun seharusnya ASN diharapkan sebisa mungkin menahan diri mengurangi moboilitas untuk mencegah penularan virus Covid-19.

"Kalau untuk masyarakat boleh, tapi di lingkungan birokrasi Pemkot Semarang sebaiknya jadi contoh," paparnya.

Menurut Hendi sanksi tegas bisa dijatuhkan jika karyawan dari RSWN ini melakukan wisata ketika jam kerja. Hendi pun menegaskan akan segera berkoordinasi dengan Direktur RSWN terkait siapa saja karyawan di rumah sakit plat merah itu yang melancong saat PPKM.

"Sanksi bisa kita jatuhkan kalau jam kerja, misalnya harusnya masuk tapi ndak masuk karena berwisata. Saya juga akan cek siapa saja yang berangkat dan ijnnya dari siapa," tandasnya.