Sebagian besar wilayah di Lebanon kehilangan listrik setelah pembangkit listrik utama mengalami pemadaman lantaran krisis bahan bakar.
- Kamboja Batalkan 'Festival Orang Mati' Setelah 50 Biksu Positif Covid-19
- Seribu Petugas Dikerahkan untuk Bantu Memerangi Kebakaran Hutan Yunani
- Indonesia Tawarkan Peralatan Berkualitas Ke Brunei Jajaki Kerjasama Antar Pelabuhan
Baca Juga
Menurut laporan NPR, pabrik Zahrani kehilangan daya pada Sabtu (9/10), sementara pabrik Deir Ammar sudah ditutup sehari sebelumnya.
Pemadaman dua pabrik utama itu terjadi lantaran langkanya bahan bakar di Lebanon. Padahal kedua pembangkit listrik itu bertanggung jawab untuk memasok 40 persen kebutuhan listrik Lebanon.
"Jaringan listrik diperkirakan tidak akan berfungsi sampai Senin depan (11/10), atau selama beberapa hari," kata seorang pejabat pemerintah.
Sebagai tanggapan, protes meletus setelah pemadaman. Sejumlah warga yang marah berkumpul di kantor perusahaan listrik milik negara, Electricite du Liban (EDL) di Halba.
Di Tripoli, warga juga melakukan penutupan jalan secara paksa. Selain kehilangan listrik, kondisi mereka juga diperparah dnegan kekurangan air.
Al Jazeera menyebut, Angkatan Bersenjata Lebanon diperkirakan akan memberikan 6.000 kiloliter minyak gas untuk dibagi antara kedua pabrik, yang akan memasok listrik ke negara itu selama tiga hari.
EDL juga dijadwalkan untuk menerima bahan bakar dari Irak akhir bulan ini.
Sebelum pemadaman secara luas, listrik di Lebanon telah dikuota dengan warga hanya mendapatkan listrik selama beberapa jam sehari, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
- KBRI Madrid Kecam Petualangan Politik Tokoh ULMWP, Dubes Najib: Pemerintah Spanyol Dukung Penuh Kedaulatan RI
- Kapak Berusia Ratusan Tahun Ditemukan Di Maroko
- Virus Corona Berpotensi Memiliki Mutasi Yang Kebal Terhadap Vaksin