Langkah Preventif Perhutani Cegah Pohon Tumbang Di Kawasan Wisata Karanganyar

Perhutani Bersama Beberapa Pihak Lakukan Mitigasi Resiko Pohon Tumbang Di Kawasan Wisata Tawangmangu Pasca Insiden Sekipan. Dokumentasi Perhutani
Perhutani Bersama Beberapa Pihak Lakukan Mitigasi Resiko Pohon Tumbang Di Kawasan Wisata Tawangmangu Pasca Insiden Sekipan. Dokumentasi Perhutani

Surakarta - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta mengambil langkah proaktif untuk meminimalisir risiko pohon tumbang di area wisata Tawangmangu, Karanganyar.


Sebagai langkah preventif, tindakan mitigasi ini dilakukan untuk mencegah terulangnya insiden pohon tumbang yang merenggut nyawa di objek wisata Sekipan, Tawangmangu, Karanganyar, beberapa waktu lalu. 

Administratur KPH Surakarta, Ronny Merdyanto, menyatakan bahwa tahap awal mitigasi adalah identifikasi pohon-pohon berpotensi tumbang yang akan melibatkan berbagai pihak terkait.

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan keamanan kawasan ini pasca-kejadian kemarin. Kami menyadari pentingnya tindakan preventif dan sedang melakukan inventarisasi pohon berpotensi bahaya (roboh)," jelasnya saat dikonfitmasi wartawan, Sabtu (12/04).

Mengingat daerah tersebut punya status kawasan sebagai hutan lindung, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan setiap tindakan penebangan dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 

Ronny menyatakan mitigasi risiko pohon tumbang telah dilakukan di Bukit Mongkrang dan Lawu Park. Perhutani bekerja sama dengan Forkompimca, BPBD, dan LSM untuk memangkas pohon berpotensi tumbang. Penebangan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

"Mitigasi telah diimplementasikan di dua lokasi wisata, yaitu Bukit Mongkrang dan Lawu Park," ujarnya. 

Proses penebangan pohon ini diawali dengan penandatanganan berita acara oleh pihak-pihak terkait sebagai bukti legitimasi tindakan. 

Setelah itu, dengan memperhatikan regulasi yang ada, pohon tersebut ditebang dan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman dan tertata. Semua dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. 

Di sisi lain, Ronny mengungkapkan bahwa hasil investigasi Perhutani menunjukkan bahwa kejadian pohon tumbang di kawasan wisata Sekipan merupakan kejadian yang tidak terduga. 

Pasalnya, kondisi bagian bawah pohon masih berdiri kokoh setinggi 8 hingga 10 meter, sementara pohon tumbang pada bagian tengah ke atas. Pandangan mata menunjukkan pohon ini lurus dan tidak ada indikasi bahaya. Bagian bawahnya pun tegak berdiri. 

"Namun, kami menduga kuat bagian atasnya telah lapuk atau dalam proses pelapukan. Patahnya pohon ini sungguh tak terduga, apalagi tanpa adanya tanda kemiringan atau keropos di bawah. Ke depan, kami akan lebih cermat dan antisipatif," tegasnya.

Terkait santunan bagi korban insiden di Skipan, Ronny menyatakan bahwa pihak pengelola wisata telah memberikan santunan. Selain itu, korban juga telah ter-cover asuransi. 

Perhutani bersama pengelola wisata akan membantu mempercepat proses pencairan asuransi kepada ahli waris.

"(Santuan) dari pengelola wisata sudah memberi santunan, dan ini sudah di cover asuransi, dan ini kami bersama pengelola wisata membantu agar proses asuransi cepat cair. Dipercepat, cair langsung ke ahli waris. Kita bantu prosesnya. Ini memang kita bantu lengkapi persyaratan. Mudah-mudahan minggu depan bisa cair," pungkasnya.