Kumpul di Batang, 11 PMI eks-Karesidenan Pekalongan Bahas Mobil Jenazah

Ketersedian mobil jenazah menjadi perhatian 11 Palang Merah Indonesia (PMI) di eks-Karesidenan Pekalongan dan Banyumas. Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Wilayah III Palang Merah Indonesia provinsi Jawa Tengah (Jateng) di Batang.


"Saat ini kami sedang berusaha agar mempunyai mobil Jenazah. Karena protapnya ambulan tidak boleh untuk mobil jenazah," kata ketua PMI Kabupaten Batang, Achmad Taufiq di hotel Sendangsari, Sabtu (5/2).

Ia menyebut 11 PMI itu berasal dari Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, kabupaten Banyumas, kabupaten Cilacap. Lalu juga kabupaten Tegal, kota Tegal, kabupaten Brebes, kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Purbalingga.

Taufiq, sapaan akrabnya, menambahkan hal lain yang dibahas yaitu tentang bulan Dana PMI. Kemudian, operasional kepalangmerahan hingga penyemprotan desinfektan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Hasil rakor ini akan kami sampaikan ke Musda PMI Jawa Tengah," tuturnya.

Ketua PMI Jateng, Sarwa Permana menyebutkan tidak semua PMI punya mobil jenazah. Rata-rata, mobil operasional yang dipunya adalah ambulan untuk reaksi cepat. 

Ia mengatakan akan melaporkan kebutuhan mobil jenazah PMI ke gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Menurutnya, hal itu memang menjadi perhatian utama.

"Kalau selama ini ya pakainya mobil PMI biasanya," ucapnya.

Hal lain yang mengemuka adalah usulan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng terkait koordinasi penanganan bencana. Ia ingin BPBD memaksimalkan potensi agar tidak ada tumpang tindih pekerjaan.

Misalnya jangan sampai dinsos dan PMI memberi jenis bantuan yang sama. Harus ada pembagian tugas semisal  ada yang bagian sembako, bangunan hingga logistik lain.

"Saya akan segera membuat surat untuk BPBD agar potensi yang ada bisa dikoordinasikan supaya tidak tumpang tindih," tutur mantan Kalak BPBD Jateng itu.