Kota Semarang Mulai Lakukan PTM Full Day

Dinas Pendidikan Kota Semarang mulai melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari atau full day mulai hari ini, Senin (10/1). Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan PTM memang akan dilakukan 100 persen secara bertahap. Dan ia meminta setiap sekolah untuk bisa mempersiapkan sarana prasarana untuk menyelenggarakan PTM 100 persen nantinya.


"Kita punya pengalaman yang lalu PTM bergilir, dan sudah dilakukan serta berjalan dengan baik. Dengan adanya intruksi 100 persen, saya rasa tidak ada persoalan kalau sudah 100 persen," kata Hendi, sapaan akrab Walikota Semarang, Senin (10/1).

Meski nantinya akan dibuka secara 100 persen baik jam pelajaran dan hari pertemuan, Hendi meminta agar masing-masing sekolah tetap bisa menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat. Bahkan sebelumnya telah diadakan ujicoba dan sudah bisa dilihat sekolah mana yang sudah siap maupun yang belum siap.

"Kemarin yang belum kita sudah siapkan supervisi agar prokes berjalan dengan baik, kita juga sudah belajar dari sebuah pengalaman terkait PTM beberapa waktu lalu. Saya rasa PTM penuh siap," bebernya. 

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengatakan penerapan PTM full day ini mengacu pada keputusan bersama empat menteri. Pada bulan Desember lalu telah keluar panduan penyelenggaran PTM di masa Pandemi Covid yang dikeluarkan  Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, HK.10/08/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021.

"Kita sudah layangkan surat edaran ke sekolah negeri ataupun swasta jika mulai hari ini bisa melaksanakan PTM setiap hari dengan prokes ketat dan  menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta terpantau oleh satuan pendidikan," jelas Gunawan.

Gunawan menyebut dalam SKB Empat Menteri ternyata ada aturan baru yakni terkait dengan cakupan vaksinasi pelajar. Kota Semarang, cakupan vaksinasi untuk tingkat SMP lebih dari 80 persen, sedangkan cakupan vaksinasi lansia lebih dari 50 persen.

Sementara untuk jenjang SD cakupan vaksinasi masih pada kisaran 70 persen. Hal ini yang membuat PTM tingkat SD bisa dilaksanakan setiap hari. Meski demikian, kapasitas ruangan kelas masih dibatasi hanya 50 persen dari total kapasitas ruang kelas. Sementara untuk jam pelajaran sama seperti jenjang SMP yakni maksimal enam jam pelajaran per hari. 

"PTM jenjang SMP bisa dilakukan setiap hari dengan kapasitas 100 persen dari total kapasitas ruangan. Lama belajar maksimal enam jam pelajaran per hari. Bahkan surat edaran yang kami keluarkan, pendidik dan tenaga kependidikan harus sudah di vaksin. Alhamdulillah mereka sudah melakukan vaksinasi hingga dosis kedua," paparnya.

Sementara untuk jenjang SMP yang sudah bisa full day, Gunawan tetap mengingatkan agar prokes dilakukan dengan ketat, mulai dari penggunaan masker, menjaga jarak, mengindari kontak fisik, tidak saling meminjam peralatan dan perlengkapan belajar, tidak berbagi makan dan minum, serta rutin mencuci tangan. 

"Pada prinsipnya karena sudah 100 persen, prokes tetap digaga. Satgas Covid-19 akan terus memonitor dan memastikan PTM berjalan baik," tuturnya.

Gunawan juga menghimbau para siswa untuk membawa bekal dari rumah karena hingga saat ini kantin sekolah masih belum diizinkan untuk dibuka. Tak hanya itu, kegiatan ekstrakurikuler  dan olahraga baik didalam dan diluar ruangan juga dilakukan sesuai aturan belajar didalam ruangan kelas.

"Karena enam jam pelajaran, ada jeda istirahat 15 - 20 menit. Cuma, kami sepakati anak-anak membawa bekal," pungkasnya.