Korsleting Exhaust Fan di Mushola Picu Kebakaran Karaoke di Tegal

Konferensi pers Polda Jateng tentang penyebab kebakaran di Karaoke Orange Tegal di Mapolres Tegal Kota. Dok
Konferensi pers Polda Jateng tentang penyebab kebakaran di Karaoke Orange Tegal di Mapolres Tegal Kota. Dok

Pemicu kebakaran Orange Karaoke di Kota Tegal menewaskan enam pemandu lagu akhirnya terpecahkan. Polda Jateng mengungkap penyebab kebakaran tersebut berasal dari korsleting motor exhaust fan di ruang mushola lantai tiga.


"Kami turut berduka cita dan prihatin kepada para korban dan keluarganya. Kejadian ini menjadi pembelajaran agar kasus serupa tidak terulang lagi," kata Kabidhumas Polda Jateng Kombes Satake Bayu digelar di Aula Deviacita Mapolres Tegal Kota, Rabu (17/1). 

Ia mengatakan, kasus ini merupakan kejadian menonjol karena banyak menelan korban jiwa.

Dirreskrimum, Kombes Johanson Ronald Simamora menjelaskan, penanganan perkara melibatkan tim Bidlabfor Polda Jateng untuk melakukan olah TKP dan mencari penyebab kebakaran. 

Ia mengatakan, hasil olah TKP menunjukkan sumber api berasal dari korsleting motor exhaust fan di ruang mushola lantai tiga.

"Penyebab kebakaran adalah korsleting motor exhaust fan di ruang mushola lantai tiga. Kami juga telah memeriksa sejumlah saksi termasuk pengelola tempat karaoke. Namun penanganan perkara masih berproses. Kami masih melengkapi keterangan dari ahli dan mencari alat bukti lainnya," ujarnya.

Kabiddokkes, Kombes Dr Sumy Hastry mengungkapkan, penyebab kematian para korban adalah karena mati lemas akibat menghirup udara panas asap kebakaran. Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan autopsi menemukan jelaga pada saluran pernapasan korban.

"Korban tidak ada yang mengalami luka bakar atau kekerasan. Mereka mati lemas karena menghirup asap kebakaran. Ini sesuai dengan hasil autopsi yang kami lakukan. Empat korban yang sempat dirawat di rumah sakit sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan," papar Kabiddokkes.

Kasubbid Fiskom Bidlabfor Polda Jawa Tengah, AKBP Setiawan menambahkan, konstruksi TKP berupa lorong sempit memperparah keadaan saat kebakaran terjadi. 

Ia mengatakan, banyaknya barang mudah terbakar seperti plastik, stereofoam dan kabel-kabel membuat asap semakin pekat dan memenuhi lorong serta kamar-kamar tempat korban beristirahat.

“Yang terbakar hanya ruang mushola, tapi asapnya menyebar ke seluruh gedung. Lorongnya sempit dan banyak barang mudah terbakar. Ini menyulitkan evakuasi korban yang masih tidur di kamar-kamar,” jelas Kasubbid Fiskom.

Kabidhumas berharap para pemilik tempat usaha memberikan pelatihan kepada karyawannya tentang cara menghadapi bencana termasuk kebakaran. Ia juga menyarankan agar menyediakan alarm dan alat pemadam api di tempat usaha.

"Kami harap ada pelatihan bagi karyawan tentang SOP dan cara evakuasi saat kebakaran. Juga harus ada alarm dan alat pemadam api yang mudah dijangkau. Ini penting untuk mencegah korban jiwa akibat kebakaran," tutup Kabidhumas.