Konversi BBM ke Gas: Jargas yang Mengalir Sampai Jauh…

Wiwik Rosita (kiri) memantau kerja karyawan di rumah makan miliknya.  RM Gemiyati miliknya telah menjadi pelanggan jargas yang dikelola PT PGN sejak tahun 2018. Foto-foto: RMOL Jateng/Stefy Thenu
Wiwik Rosita (kiri) memantau kerja karyawan di rumah makan miliknya. RM Gemiyati miliknya telah menjadi pelanggan jargas yang dikelola PT PGN sejak tahun 2018. Foto-foto: RMOL Jateng/Stefy Thenu

Sejak menjadi pelanggan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) yang dikelola PT PGN Tbk, pada 2021 silam, Djariyono (65), mengaku tak lagi membeli gas melon. Warga Jl Wahyu Asri III/E-121 Perumahan Wahyu Utomo Ngaliyan, Semarang Barat itu, sepenuhnya menggunakan jargas untuk kebutuhan rumah tangganya.


‘’Pemakaian gas rata-rata 7 meter kubik per bulan, dengan tagihan Rp70 ribu per bulan. Dibanding gas melon, penggunaan gas lebih efisien. Saya dapat menghemat Rp100 ribu per bulan,’’ kata pria pensiunan ini, kepada RMOL Jateng, Minggu (29/10).

Ayah empat anak ini mengaku, rumah lamanya  di Jl. Wahyu Asri Utara VIII No. BB22, juga berlangganan jargas sejak tahun 2014.  Namun,  karena terkena proyek jalan tol Semarang-Batang, pada 2021, dia pindah ke rumah sekarang, dan kembali melanjutkan langganan jargas.

Pelanggan jargas lainnya, Emi Kumala Dewi (40), menikmati layanan jargas sejak 2018. Warga  Jalan Indragiri Utara III RT 1 RW VIII, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, itu mengaku, di kampungnya, ada 30 orang pelanggan jargas.

Emi Kumala Dewi mengecek meteran jargas miliknya.

Sejak berlangganan jargas PGN, Emi mengakui, dapat menghemat pengeluaran rata-rata Rp30 ribu-Rp50 ribu per bulan, untuk penggunaan gas.

 ‘’Kalau dulu saat pakai gas melon, pengeluaran untuk beli gas melon rata-rata Rp80 ribu per bulan. Sejak berlangganan PGN,  pembayaran gas rata-rata hanya Rp30 ribu-50 ribu per bulan,’’ ungkap perempuan kelahiran 25 Juni 1984 itu.

Emi mengatakan,  jargas PGN juga terbilang aman dan tak pernah mengalami kendala berarti. ‘’Tiap bulan, petugas PGN datang cek meteran, dan sejauh ini, pembayaran setara dengan yang digunakan,’’ kata Emi.

Pelaku UMKM pun menikmati jargas PGN. Wiwik Rosita (41) pemilik RM Gemiyati di Jalan Citarum Semarang, yang menjadi Pelanggan Kecil (UMKM) dapat menghemat Rp1 juta setiap bulan dari penggunaan gas untuk rumah makan miliknya.

‘’Saya pakai gas di empat titik kompor. Hemat sekali pakai gas PGN. Saya bisa menghemat Rp1 juta dari pemakaian gas. Dulu, saat masih pakai gas melon atau gas 12 kg, biayanya bisa sampai Rp2 juta per bulan,’’ kata pemilik warung makan masakan Jawa itu.

Dia mengaku, hampir tak ada kendala menggunakan jargas PGN. Sejak berlangganan, dia tak lagi pusing kehabisan gas atau bongkar pasang gas seperti dulu.

‘’Tinggal ceklek, langsung keluar apinya, tak pusing kehabisan gas, saat lagi proses memasak,’’ kata Wiwik.

Dalam sebulan, Wiwik mengaku bisa menghasilkan omzet rata-rata Rp5 juta per bulan dari bisnis rumah makannya.

Pelanggan industri besar pun merasakan efisiensi dari pemakaian jargas PGN.  Joko Prasetyo (47),  Senior Supervisor Technician PT Java Agritech, kepada RMOL Jateng, mengaku, sebelum menggunakan PGN, perusahaannya menggunakan solar dan LPG 50 kg.

‘’Penghematan bisa sampai sekitar 25 persen,’’ kata Joko.

Perusahaan yang bergerak di bidang frozen vegetable, fruit, dry spice, curry, yang berlokasi di Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) Teknopark Blok B-1 itu, mulai menggunakan gas PGN  sejak September 2016.

‘’Kami menggunakan gas untuk mesin boiler dan drying. Penggunaan gas dalam sehari kisaran 400-an meter kubik, dan dalam sebulan rata-rata sekitar 12.000-an meter kubik,’’ ujar Joko.

Joko mengatakan, untuk layanan dari PGN relatif baik dan memuaskan karena selama ini tidak pernah terkendala suplay pasokannya. Begitu pula, pelayanan komplain juga baik. Setiap akhir bulan, petugas PGN, kata Joko, selalu rutin mengecek meteran yang berada di gardu khusus yang dibangun PGN di salah satu sudut pabrik.

Area Head PGN Semarang, Sugianto Eko Cahyono saat dikonfirmasi RMOL Jateng, mengatakan, jumlah pelanggan per September 2023 tercatat 15.700 pelanggan rumah tangga (RT), 16 pelanggan kecil (PK) atau UMKM, dan pelanggan KI (kelompok industri) 19 perusahaan.

‘’Pemakaian untuk pelanggan ritel selain PLN 1,3 juta m3 per bulan. Untuk pelanggan PLN sekitar 29 juta m3 per bulan. Jadi total penyaluran saat inis ekitar 30,3 juta m3 per bulan,’’ kata Sugianto Eko Cahyono.

Sugianto menjelaskan, jaringan gas (jargas) untuk wilayah Kota Semarang dimulai pada 2014 dengan 100-an pelanggan RT di kompleks Perumahan Wahyu Utomo, Ngaliyan. Saat itu dibangun pula di Kelurahan Gisikdrono, Semarang Barat, dan Keluarahan Karangtempel Semarang Timur.

Sugianto menjelaskan, awalnya pada periode tahun 2014, PGN melakukan penyambungan jaringan pipa gas melalui inovasi pioneering cluster CNG (Compressed Natural Gas) di Kawasan Industri Tambak Aji Semarang.

‘’Tak hanya bagi pelanggan industri, PGN mengalirkan gas dari cluster CNG ke rumah tangga di sekitar kawasan sebanyak 150 pelanggan rumah tangga,’’ jelasnya.

Dari inovasi pioneering tersebut, kemudian dilanjutkan dengan penugasan Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan dana APBN untuk mengalirkan gas dari Blora ke Semarang Timur pada tahun 2016. Pada 2022, Pemerintah melalui Kementerian ESDM kembali membangun 3.367 sambungan rumah tangga (SR) di Kelurahan Muktiharjo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Jargas yang dibangun tahun 2022 di Kota Semarang ini, mendapat pasokan gas dari CPP Gundih, PT Pertamina EP 4 Cepu, dengan alokasi sebesar 0,25 MMSCFD. Untuk pengelolaan jargas dilakukan oleh PT PGN Tbk.

241 Ribu Sambungan Jargas Nasional

Group Head, Sales and Customer PT PGN Tbk, Edi Armawiria kepada RMOL Jateng mengatakan, PGN selaku Subholding Gas hingga Semester I 2023 telah mengelola sebanyak 835 ribu pelanggan secara nasional, dimana PGN telah membangun sebanyak 241 ribu sambungan Jargas dengan investasi internal PGN.

‘’Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah memberikan alokasi khusus untuk Jargas secara nasional sebesar 16,85 MMSCFD untuk memenuhi kebutuhan gas di sekitar 74 Kota/Kabupaten,’’ papar Edi Armawiria.

Kurangi Impor

Division Head Corporate Communication PGN Krisdyan Widagdo Adhi, menambahkan, program jargas adalah Program Strategis Nasional untuk membangun jaringan gas bumi untuk rumah tangga. Program itu juga perwujudan dari Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dengan membangun jaringan gas kota bagi 4,7 juta sambungan di tahun 2025, serta RPJMN Tahun 2020-2024, yakni membangun infrastruktur jaringan gas kota untuk 4 juta sambungan rumah di tahun 2024.

‘’Manfaat Program Jargas dapat mengurangi impor LPG 144 juta kg per tahun,’’ ungkap Krisdyan Widagdo Adhi.

Selain itu, manfaat lain Program Jargas adalah dapat mengurangi konsumsi BBM transportasi, penghematan belanja rumah tangga, penyerapan 83 ribu tenaga kerja, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan pemanfaatan tenaga kerja dalam negeri hingga 70 persen.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) di Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan,  Kota Semarang, Kamis (6/4/2023) lalu, berharap fasilitas ini bermanfaat dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat.

“Semoga bermanfaat dan tolong dijaga dengan baik. Jargas ini harganya lebih murah dibandingkan LPG, ramah lingkungan dan tidak perlu repot lagi kalau kehabisan LPG karena mengalir 24 jam,” kata Tutuka, dikutip dari migas.esdm.go.id.

Dia memaparkan, sejak pertama kali diproduksikan tahun 1965, kebutuhan gas bumi untuk rumah tangga di Indonesia terus meningkat. Sebelumnya, gas lebih banyak digunakan untuk tujuan ekspor. Saat ini, lebih dari 60 persen produksi gas Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam Rencana Umum Energi Nasional, gas bumi ditargetkan mencapai porsi 24 persen dalam bauran energi nasional tahun 2050.

Konversi BBM ke gas yang digencarkan Pemerintah mendapat sambutan antusias masyarakat. Seperti jargas, yang kini mengalir 24 jam, masyarakat pun terhindar dari ketergantungan terhadap LPG 3 kg bersubsidi. Warga tak perlu khawatir kehabisan gas LPG, karena ada gas yang terus mengalir selama 24 jam. Ya, jargas telah mengalir sampai jauh…sampai ke hati masyarakat.