Komunitas Banjar Solo Tuntut Mundur Ketua Pembina Yayasan Diduga Langgar AD/ART

Yayasan Darussalam Solo didirikan komunitas warga Banjar, Kalimantan Selatan menetap di Kota Solo diguncang masalah.


Yayasan Darussalam menaungi Masjid Darussalam setiap bulan Ramadhan terkenal sajian khas bubur Banjar ini dituding tidak menjalankan AD/ART yayasan dengan semestinya. Bahkan ada dugaan penyelewengan kewenangan dalam melaksanakan amanah pengelolaan tanah wakaf untuk yayasan. 

Puluhan anggota dan pengurus menandatangani petisi mosi tidak percaya pada ketua pembina Yayasan Darussalam. Oleh sebab itu, menuntut Ketua Pembina Yayasan Darussalam KH Farid Ma'ruf untuk mundur. Selain usia sudah 80 tahun lebih, dinilai ada kebijakan yang menentang AD/ART.

Bahkan pada Minggu (31/7) malam terjadi pertemuan yang memanas antara dua kubu yang berseberangan visi misi.

"Kami menyatakan mosi tidak percaya pada ketua pembina Yayasan Darussalam. Ini bentuk akumulasi dari banyak permasalahan yang muncul. Bahkan sejak tahun 2013 tidak ada LPJ, tidak ada transparansi data dan dana," kata Ketua Komunitas Banjar di Solo, Haji Sofyan Suri, pada sejumlah awak media, Senin (1/8).

Haji Sofyan menjelaskan permasalahan di tubuh Yayasan Darussalam sudah lama muncul, hanya saja tidak dilakukan penyelesaian dengan baik. Namun kali ini diharapkan bisa selesai secara tuntas dengan tuntutan utama mengganti ketua dewan pembina Yayasan Darussalam Solo. 

Disampaikan Yayasan Darussalam berdiri tahun 1961 dengan Ketua Maksum Abdullah. Pada tahun 2006 yayasan resmi didaftarkan Kemenkum HAM. Namun mulai tahun 2013 diguncang masalah saat pendirian ruko yang dinilai tidak sesuai ikrar wakaf.

"Kali ini kami serius mempermasalahkan karena dinilai sudah keterlaluan. Puncaknya saat ada pemecatan sejumlah pengurus yang ingin membenahi Yayasan, kami menduga ada sesuatu yang tidak beres. Maka kemarin kita minta ketua pembina yayasan bertanggungjawab, kami minta mundur. Tapi beliau tidak mau dan minta waktu 3 bulan untuk membenahi," imbuh Sofyan.

Diketahui pula, sejumlah sekolah yang bernaung dalam Yayasan Darussalam yakni TK, SD dan SMP Darussalam saat ini mengalami penurunan kualitas yang tajam. Bahkan untuk sekolah tahfidz sudah bubar.

Hal tersebut juga menjadi alasan bagi sejumlah pengurus untuk memperbaiki namun malah akhirnya diberhentikan. 

"Ini upaya kami untuk menyelamatkan Yayasan Darussalam, baik dari aset yang milyaran dan ikrar kami sebagai yayasan yang bergerak di Idang sosial keagamaan dan pendidikan, sesuai amanat pendiri kami," tandas Sofyan Suri.