KKP Kenalkan Bubuk Hidrolisat Protein Ikan Untuk Tingkatkan Asupan Protein Masyarakat

Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Dan Perikanan ( KKP), Dr. Budi Sulistiyo, Msc Saat Meninjau Pameran UMKM Di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang, Jumat (28/06). Foto Istimewa
Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Dan Perikanan ( KKP), Dr. Budi Sulistiyo, Msc Saat Meninjau Pameran UMKM Di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang, Jumat (28/06). Foto Istimewa

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkenalkan bubuk Hidrolisat Protein Ikan (HPI), sebuah inovasi campuran makanan yang bertujuan untuk meningkatkan asupan protein masyarakat.


Bubuk HPI ini dikenalkan sebagai solusi untuk penanganan stunting pada pameran Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tahun 2024 di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, pada Jumat (28/06).

Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan ( KKP), Dr. Budi Sulistiyo, MSc, menjelaskan bahwa HPI adalah sejenis tepung yang sangat halus dan dapat dicampurkan ke dalam makanan sejak proses pengolahannya. 

"Inovasi ini mengambil ekstrak protein ikan melalui teknologi HPI, menggunakan jenis ikan seperti Petek, Kurisi, dan Kapas-kapas, yang diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi dan bermanfaat," kata Budi pada wartawan di sela kunjungan pameran Harganas.

Budi menjelaskan bahwa bubuk HPI ini bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang tidak suka mengonsumsi ikan, karena fortifikasinya tidak membuat makanan berbau amis serta tidak mengubah rasa dan warna. 

Masyarakat dapat mengonsumsi makanan biasa meskipun telah ditambahkan bubuk HPI. 

"Mengingat program gemar ikan belum meningkatkan asupan protein masyarakat secara signifikan, maka inovasi HPI ini menjadi salah satu solusinya," tambahnya.

Menurut Budi, ada tiga cara bagi masyarakat untuk mendapatkan asupan protein yang pertama yaitu memasak ikan segar atau beku, yang kedua mengolah makanan berbahan ikan seperti keripik dan bakso

"Yang ketiga bisa menggunakan bubuk HPI, ini cara  yang lebih mudah diserap tubuh dan bisa dicampur dengan tepung, sagu, atau beras" kata Budi.

Dengan bubuk HPI, kata Budi, berbagai jenis makanan seperti jajan pasar atau jajanan sekolah dapat dikonsumsi secara lebih sehat karena mengandung protein ikan, seperti serabi, getuk, onde-onde, aneka bubur, cilok, bolu kukus, cookies, dan bahkan susu dapat difortifikasi dengan bubuk HPI.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2022 menunjukkan bahwa konsumsi protein per kapita masyarakat Indonesia adalah 62,21 gram, masih di bawah negara tetangga seperti Vietnam (94 gram/kapita/hari) dan Malaysia (89 gram/kapita/hari). 

"Negara Vietnam kini olahraganya maju dan bisa juara SEA Games, mungkin karena asupan gizinya. Ini adalah kesempatan baik untuk meningkatkan asupan protein masyarakat dalam menyongsong generasi emas," tandasnya.

Asupan protein masyarakat Indonesia juga jauh di bawah negara maju seperti Amerika Serikat (109 gram/kapita/hari), Norwegia (105 gram/kapita/hari), dan Tiongkok (121 gram/kapita/hari).

Budi menegaskan bahwa bubuk HPI juga bisa digunakan untuk penanganan stunting, karena salah satu komponennya adalah peningkatan gizi masyarakat. Untuk menambah asupan protein hewani, protein ikan bisa menjadi pilihan.

Dalam pameran Harganas, KKP juga menggandeng mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk memperkenalkan produk susu Surikan yang 100 persen mengandung protein ikan terhidrolisa.

Direktur Program Berikan Protein, Khodijah A. Zahir, menjelaskan bahwa susu Surikan berbasis HPI diolah di pabrik yang berlokasi di Indramayu. 

Menurut Khodijah, teknologi HPI ini tidak melibatkan proses pemisahan tulang ikan, dan menghasilkan bubuk serta cairan.

"Hasil olahan ikan yang menghasilkan cairan lebih rendah kualitasnya, sedangkan hasil bubuk dapat digunakan untuk fortifikasi makanan, termasuk susu. Produk susu Surikan ini tersedia dalam dua rasa, yaitu coklat dan stroberi" kata dia.

Khadijah berharap, masyarakat akan lebih menyukai inovasi makanan olahan dari HPI untuk mengatasi stunting di Indonesia.