- Jumat Agung, Umat Katolik Blora Gelar Visualisasi Jalan Salib
- Diskusi Budaya, Kunci Terbukanya Ruang Ekspresi Seniman Batang
- Lenggak-Lenggok Emansipasi, Ketika Tari Menjadi Bahasa Perjuangan Perempuan
Baca Juga
Datangnya bulan Ramadan di Kudus, Jawa Tengah, tidak hanya dimeriahkan dengan gelaran Tradisi Dandangan yang sudah popular ratusan tahun lalu. Namun di kabupaten yang dikenal sebagai Kota Kretek ini, juga memiliki tradisi serupa lainnya yakni Mapag Wulan Siyam (menyambut bulan puasa-red).
Hal ini dilakukan Paguyuban Kawula Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Pakasa) Cabang Kudus. Komunitas tersebut menggelar kirab bertajuk Mapag Wulan Siyam di lereng Pegunungan Muria Kudus, Minggu (03/03).
Salah satu kearifan lokal yang hingga kini masih dipertahankan itu dianggap sebagai upaya nguri-uri budaya Jawa. Selain itu, tradisi spiritual berbasis budaya Jawa tersebut bersumber dari Keraton Mataram Surakarta.
Kali ini kirab bernuansa Jawa tersebut, berlangsung di kawasan kediaman Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Heru Kristiyono Adinagoro di kampung Pelang, Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kudus.
Kegiatan kirab ini juga dibarengkan dengan walimatul khitan putra dari KRT Heru yang diarak naik kuda.
Kirab diberangkatkan pukul 14.00 WIB, dimulai dan berakhir di kediaman KRT Heru Kristiyono dengan mengelilingi kampung setempat.
“Kirab budaya ini untuk menandai kirab Mapag Wulan Siyam dalam menyambut bulan Ramadan. Tradisi ini juga sekaligus nguri-uri budaya dan spiritual yang berbasis budaya Jawa bersumber dari Keraton Mataram Surakarta,” ujar Pangarsa Pakasa Cabang Kudus, Kanjeng Raden Aryo (KRA) Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro.
Dengan tradisi tersebut, Didik Gilingwesi ingin mengenalkan budaya Jawa di bumi Kudus. Di dalam kirab itu, ratusan orang dari perwakilan Pakasa Cabang Pati, Jepara dan Demak hadir dalam kirab.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Margorejo, Sumirkan juga mengapresiasi kirab menyambut bulan Ramadan. Tentunya jika menjadi agenda rutin tahunan, maka akan memberikan multiplier effect bagi warga setempat desa setempat.
“Sebagaimana kirab di lain tempat, disini punya keunikan tersendiri. Diharapkan nantinya akan memberikan dampak luar biasa ke warga sekitar, karena banyaknya warga dari desa lain akan berdatangan ke Margorejo,” imbuh Sumirkan.
- Bagi Ibu Hamil Di Banjarnegara, Lahiran Di Puskesmas Langsung Dapat Si Cantik Emas
- Kreak-Kreak Kembali Berulah! Malam Minggu Tawuran Kejar-Kejaran Sampai Masuk Gang
- Tasyakuran Peresmian Kantor Baru IWO Kota Tegal, Ketua IWO: Jaga Marwah Organisasi