KHM Dian Nafi' Firasat Ingin Naik Ambulan Bagus dan Kangen Murid 

Kepergian KH Muhammad Dian Nafi' meninggalkan duka mendalam bagi seluruh warga Nahdliyin dan masyarakat Soloraya.


Jenazah pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Windan Makamhaji Sukoharjo, tiba di solo sekira pukul 07.00 WIB disemayamkan sebentar di PP Al Muayyad Surakarta, setelah itu tiba di pondok Windan pukul 07.30 WIB.

Gus Dian demikian biasa disapa dihantarkan ke Solo menaiki mobil ambulance bagus. Hal tersebut sesuai keinginannya yang disampaikan pada Eva Yuliana, anggota DPR RI tercatat sebagai salah satu santri.

"Tiga hari sebelum sedo, beliau menyampaikan pada saya ingin naik ambulan yang paling bagus saat pulang ke Solo. Kami berpikir karena beliau sudah sehat dan keluar dari rumah sakit, nanti hari Rabu bisa kundur ke Solo. Saya malah matur jangan naik ambulan nanti pesawat mawon nggih. Tapi beliau diam saja,” ungkap Eva Yuliana ditemui di pendopo Ponpes Al Muayyad Windan, tempat jenazah disemayamkan. 

Eva mengaku tidak mendapat firasat atau pesan terakhir, namun ia sempat mendengar Gus Dian menceritakan salah satu murid. Saat Eva menawarkan menelpon yang dimaksud, Gus Dian melarang. 

"Gak perlu, dia pasti lagi sibuk melayani masyarakat. Jadilah orang yang memberi manfaat, itu pesan yang selalu disampaikan beliau," imbuh Eva. 

Satu hal keinginan yang sempat terucap adalah ingin di dalam pondok pesantren ada taman lalu lintas.

Ratusan karangan bunga menghiasi sepanjang kompleks pondok pesantren, diantaranya dari Presiden Joko Widodo, Kapolri RI, Menteri Agama, Gubernur Jateng, PBNU, Walikota Solo, Bupati Sukoharjo dan lainnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kapolda Jateng Irjenpol Ahmad Lutfi berkesempatan hadir takziah dan melaksanakan sholat jenazah.

"Saya bertemu beliau Jumat saat menjenguk ke Jakarta, Beliau seperti orang tua kita selalu memberi petuah, beliau visioner,” ungkap Kapolda. 

Hal senada disampaikan Mohamad Toha, anggota DPR RI Fraksi PKB, yang bersaksi bahwa Gus Dian layak menjadi pengganti Gus Dur yang memiliki sifat pluralis, nasionalis, demokratis dan moderat.

"Beliau seperti Gus Dur, selalu ingin maju dan mempelopori kemajuan tidak hanya untuk umah Islam tapi juga semua agama," ungkap Toha, anggota komisi II DPR-RI.

Tepat pukul 13.00 WIB, jenasah KHM Dian Nafi' dikebumikan di kompleks Pondok Pesantren Al Muayyad Windan, diantarkan dengan ribuan pelayat.