Ketua PGSI: Demi Mendulang Suara, Calon Kepala Daerah Jangan Ugal-Ugalan Obral Janji

Noor Salim, Ketua Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Sabtu (01/06). Jayanto Arus Adi/RMOLJawaTengah
Noor Salim, Ketua Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Sabtu (01/06). Jayanto Arus Adi/RMOLJawaTengah

"Al Wa'du Dainun (janji adalah hutang- red), maka rakyat akan menagih atas janji yang diucapkan oleh calon kepala daerah, jika tidak ditepati berarti telah berbohong bahkan mendzolimi rakyat, begitupun yang berjanji juga menjadi salting alias salah tingkah dewe.”


Demikian dituturkan oleh Noor Salim, Ketua Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), yang dibagikan kepada sejumlah awak media, di MG SETOS Hotel dan Resto, Semarang, saat saji dan uji makanan (showing dan testfood), usai menghadiri undangan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di halaman Sekretariat Daerah (Setda) Demak, Sabtu (01/06).

Diketahui, hingga saat ini setidaknya sudah ada beberapa bakal calon Bupati yang telah mendaftar di sejumlah partai.

Diantaranya, Eisti'anah (petahana), Edi Sayudi (pengusaha dan politisi), Teguh Sapto Utomo (pengusaha), Eko Pringgo Laksito (pensiunan PNS), Mulyani M. Noor (aktivis), Mahmud Suyuti (wiraswasta), serta Ali Abdurahman (aktivis).

Ada pun beberapa bakal Calon Wakil Bupati diantaranya, Bambang Setyo Budi (mantan ketua Komisi Pemilihan Umum/KPU), Muhammad Fahmi Budiawan (politisi), serta Rofiq Sutanto (pemuda).

Dijelaskan oleh Noor Salim bahwa, saat ini rakyat sudah cerdas, maka calon kepala daerah, jangan ugal-ugalan obral janji, namun harus banyak program yang pro rakyat, utamanya bidang pendidikan, karena hingga kini masih banyak guru yang sudah mengabdikan diri untuk daerah, namun gaji masih Rp300.000 per bulan.

"Kepala Daerah harus mampu ejawantahkan nilai luhur Pancasila, yaitu ngayomi dan ngayemi, menebar rasa optimis yang berdampak pada suasana Tentrem, Adem, Ayem, pastinya tidak banyak PHP dengan obral janji," tambahnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, jangan sampai rakyat diberi janji yang muluk-muluk nantinya sulit ditepati. 

"Maka buatlah janji program yang realitis, jangan meninabobokan rakyat dengan janji ugal-ugalan, hanya demi meraup suara rakyat, giliran terpilih, bingung merealisasikan,” pungkasnya.