Ketua KONI Salatiga : Transparan Anggaran Itu Bukan Berarti di 'Ewer-ewer'

Ketua KONI Salatiga Agus Purwanto menegaskan, adanya permintaan sejumlah pihak agar pengelolaan anggaran Porprov XVI dan Peparprov Jawa Tengah Tahun 2023 di Pati Raya transparan.


"Terbuka dan transparan itu tidak berarti harus diewer-ewerkan'," kata Agus Purwanto saat menyikapi harapan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Salatiga agar pengurus KONI terbuka dan transparan usai Rapat Porprov XVI dan Peparprov Jawa Tengah Tahun 2023 di Pati Raya, di Gedung Setda Kota Salatiga, Rabu (26/7).

Ia menyadari, penggunaan anggaran agar transparan dan terbuka kepada masyarakat karena memang bersumber dari uang rakyat.

Namun sebagai insan olahraga, dalam penggunaan dana hibah tidak hanya pada event Porprov kali ini saja terkait pelaporan.

"Setiap event tahunan pun kita laporkan. Bahkan dalam rapat koordinator pun kita selalu sampaikan anggaran kegiatan ini sekian floatingnya untuk ini, untuk ini," jelasnya.

"Dan ini pun kita secara rutin, setiap bulan sudah kita laporkan melalui Dinas Pemuda dan Olahraga juga instansi terkait yang lain, kita laporkan dengan penuh tanggungjawab karena memang tidak ada yang kita  umpet-umpetin," lanjut dia.

Selama ini, masalah anggaran di KONI  Salatiga tidak perlu dikhawatirkan karena sudah berjalan sebagaimana mestinya, meski pun masih ada beberapa hal yang kurang itu pun sifatnya kelengkapan administrasi.

Yang pasti, setiap bulan KONI Salatiga selalu melakukan perbaikan meskipun ketentuan hibah harusnya terkait pelaporan boleh dilakukan hanya satu tahun satu kali saja.

"Cukup dalam satu tahun untuk penggunaan terima berapa penggunaannya, untuk apa selesai satu kali dilaporkan. Tapi kita coba untuk tidak seperti itu, sehingga kontrolnya ada bukan hanya transparansinya tapi kontrol penggunaannya. Karena memang, setiap bulannya kita evaluasi, kita laporkan juga ke dinas pengampu," pungkasnya.

Bahkan, pelaporan pos-pos anggaran yang mendekati over limit pun dinilainya tidak perlu kontrol.

"Sehingga penggunaannya selalu insya Allah bisa tepat sasaran sesuai dengan perencanaannya. Begitu juga soal pengawasan dalam hal penggunaan anggaran termasuk para pihak dalam hal ini Kejaksaan Negeri sebagai fungsi kontrol pendampingan aja," imbuhnya.

Apalagi, Agus kembali menyebutkan jika persoalan anggaran pada akhirnya akan kembali ke atlet ataupun Kontingen.

"Saya kira nanti setelah selesai pelaksanaan baru akan kita laporkan, jadi saya kira saya tidak terlalu khawatir dengan dengan masalah itu (anggaran)," akunya.

Agus justru menilai, justru bukan masalah anggaran yang dikhawatirkan melainkan bagaimana mendongkrak prestasi atlet atau pun pelatih.

"Point nanti kita bagaimana menciptakan mereka bisa lebih nyaman, lebih enjoy sehingga bisa maksimal kondisinya bisa terjaga Prima itu yang paling utama," tegasnya.