Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Salatiga, Yuliyanto, mengaku tersinggung dengan hasil survei Lembaga Krisis Research And Consultant Institute (KRCI) yang merilis hasil mereka Kamis (14/06) kemarin.
- Viral Baliho Ucapan Ulang Tahun Sang DPR-RI
- Momen Haru Akad Nikah Putri Politisi PDI-P, Ganjar Pranowo Hadir Jadi Saksi Nikah
- BEM STIMIK Tunas Bangsa Banjarnegara Ajak Masyarakat Tolak Hasil Revisi UU TNI, Kepolisian, Dan Kejaksaan
Baca Juga
Kepada RMOLJATENG, Yuliyanto tegas menyebutkan jika hasil kerja KRCI adalah survei pesanan seseorang calon tujuan untuk membangun opini masyarakat.
"Saya mau mengatakan kalau survei tersebut (KRCI) adalah survei pesanan seseorang calon tujuan untuk membangun opini masyarakat," kata Yuliyanto, Jumat (14/06).
Sebelumnya, KRCI merilis nama-nama calon Wali Kota yang diprediksi mendapatkan tempat di masyarakat Salatiga.
Bahkan, disebut beberapa nama unggul termasuk Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit yang diklaim KRCI masuk Top Of Main Wali Kota Salatiga Pilihan Warga Salatiga sebesar 1.5% dan Muh Haris sebesar 2.25%.
Sementara, nama-nama yang telah mendaftarkan diri di sejumlah partai penjaringan justru tidak tertera diantaranya Dandan Febri Herdiana, Thomas Suyanto, Sri Wahyuni serta Politisi Muda PKS, Abdul Fattah Ismail Farras alias Faros.
"Saya selaku Ketua DPC Gerindra Salatiga sangat tersinggung dengan statemen yang dilakukan oleh survey KRCI karena sangat tedensius dan tidak beralasan," ungkap Yuliyanto.
"Lha dia (KRCI) ngomong (statement ke media-red) kalau Gerindra (DPC Gerindra Salatiga) sentimen negatif terhadap Sinoeng. Padahal Partai Gerindra sendiri sudah menerima pendaftaran Sinoeng tetapi belum kembalikan formulir pendaftaran sampai saat ini bahkan malah kita perpanjang sampai tanggal 8 Juli 2024," lanjut Yuliyanto, tegas.
Menurut mantan Wali Kota Salatiga dua periode itu, perpanjangan waktu penjaringan dan pendaftaran Calon Wali Kota Salatiga hingga satu bulan ke depan satu bentuk pembuktian memberikan kesempatan kepada siapa pun warga negara Indonesia.
Kesempatan yang justru tidak dilakukan oleh partai lain itu, ditegaskan Yuliyanto Gerindra memberikan peluang kepada Sinoeng Rachmadi.
"Ini bukti bahwa Gerindra membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siapa pun termasuk Sinoeng," paparnya.
Tanpa tedeng aling-aling, Yuliyanto menyebutkan jika survei KRCI merupakan pesanan seorang calon yang akan mau di Pilwakot Salatiga.
Dengan hasil survei menurut dia hasilnya sangat tidak obyektif dan berupaya membangun opini masyarakat.
"Saya mau mengatakan kalau survei tersebut adalah survei pesanan seseorang calon tujuan untuk membangun opini masyarakat. Sehingga tidak obyektif hasilnya," pungkasnya.
Bukan tanpa dasar Yuliyanto menyebutkan jika hasil survey KRCI tidak obyektif. Ia pun memberikan Contoh nama Dance Ishak Palit dalam survei sebagai Wakil Wali Kota nilainya tinggi, namun tidak disimulasikan untuk dipasangkan dengan Wali Kota.
Contoh lagi, lanjut suami dari Titik Kirnaningsih yang juga disebutkan KRCI hanya memperoleh capaian 0.25% di kolom Top Of Main Wali Kota Salatiga Pilihan Warga Salatiga, bahwa lembaga survei asal Semarang itu berani menyatakan jika money politics tidak berpengaruh terhadap elektabilitas.
"KRCI berani menyatakan bahwa money politics tidak berpengaruh terhadap elektabilitas tetapi sebaliknya akan menggerogoti pemilih non Pak Sinoeng. Statement ini tidak obyektif karena belum dilakukan survei tertentu tentang pengaruh 'money politik'," ucap Yuliyanto.
Lantas apa dasar Yuliyanto merasa harus memberikan tanggapan atas pernyataan lembaga survei KRCI. Menurut pengusaha konstruksi ini, ia ingin masyarakat tidak terhipnotis terhadap survei pesanan.
Mencoba membandingkan survei internal yang dilakukan Partai Politik (Parpol), menurut dia hasilnya akan disimpan untuk evaluasi.
"Cukup meluruskan saja supaya masyarakat Salatiga tidak terhipnotis dengan survei pesanan. Biasanya survei yang dilakukan oleh internal partai atau calon tertentu hasilnya akan disimpan untuk evaluasi. Tetapi kalau ada survei yang sudah rilis awal ke masyarakat, hasilnya patut dipertanyakan obyektivitasnya?" imbuhnya.
Sementara, Humas KRCI, Edy Suasono saat dikonfirmasi, membantah jika survei lembaga yang dinaunginya itu adalah pesanan seseorang.
"Survei yang dilakukan oleh KRCI bukanlah pesanan dari calon mana pun. Survei yang kami lakukan dimulai dari survei opinion leader dari para tokoh-tokoh di Salatiga. Yang kemudian memunculkan nama-nama calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, dan kami lanjutkan ke survei popularitas dan elektabilitas," sebut Edy.
Pihaknya juga menegaskan, telah berkoordinasi dengan KPU akan mengadakan survei.
"Sudah, pada saat survei opinion leader kami juga mengundang dari KPU," akunya.
- Cegah Judi Online, Propam Kota Tegal Sidak Ke Polsek
- Viral! Sate Kambing Legendaris Di Demak
- Dulu Jalur Perdagangan Kerajaan, Kini Jadi Spot Hits!