Ketika Tuhan Berkata

Gugah Kesadaran Tentang Iklusi Sosial
Gala Premier Film Ketika Tuhan Berkata Diramaikan Komunitas Sahabat Unik Luar Biasa. Istimewa
Gala Premier Film Ketika Tuhan Berkata Diramaikan Komunitas Sahabat Unik Luar Biasa. Istimewa

Semarang- Komunitas Sulbi (Sahabat Unik Luar Biasa) dan Komunitas Jejak Penolong sukses menyelenggarakan gala premier film “Ketika Tuhan Berkata” di Gedung GKN II, Semarang, Minggu (15/12).

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Basuki, Ketua Himpunan Masyarakat Inklusi Kota Semarang, yang turut memberikan pandangannya tentang pentingnya film ini dalam mempromosikan nilai-nilai inklusi. 

Dalam kesempatan itu juga, Basuki menekankan pentingnya film ini untuk memperkenalkan konsep inklusi yang sebenarnya kepada masyarakat.

“Kita berharap promosi terhadap konsep inklusi ini bisa diterima masyarakat dengan tepat. Jangan sampai apa yang sudah kita upayakan tidak dipahami dengan baik, sehingga masyarakat kembali melihat penyandang disabilitas sebagai sebuah beban atau aib yang harus disembunyikan,” ujar Basuki. Ia juga menegaskan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang setara dengan masyarakat lain. 

Basuki juga menyoroti pentingnya peran media, khususnya film, dalam mendukung program inklusi. “Film ini dapat membuka wawasan masyarakat bahwa penyandang disabilitas juga bisa sekolah di sekolah umum. Ini juga mengingatkan pemerintah agar lebih memperhatikan pentingnya sekolah inklusi. Sampai saat ini, sekolah inklusi masih menjadi prioritas di beberapa tempat saja, padahal aturannya semua sekolah harus inklusi,” jelasnya.

Menurut Basuki, edukasi yang lebih masif dan tepat sasaran sangat diperlukan agar semua pihak, termasuk sekolah, benar-benar memahami dan mengaplikasikan konsep inklusi sesuai aturan. 

Basuki memberikan apresiasi atas regulasi yang telah diterapkan di Kota Semarang untuk mendukung inklusi sosial. “Kalau Semarang, kita anggap sebagai sebuah kota yang top. Regulasi sudah ada, mulai dari Perda, peraturan wali kota, hingga peraturan kepala dinas terkait sekolah inklusi. Tinggal bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya. 

Film Ketika Tuhan Berkata menjadi salah satu upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusi sosial. Dengan menggambarkan realitas dan tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas, film ini diharapkan dapat mengubah stigma negatif yang masih melekat di masyarakat dan mendorong pemerintah untuk terus memperkuat komitmennya terhadap program inklusi.

Acara gala premier ini menjadi bukti bahwa seni dan media dapat menjadi alat edukasi yang efektif dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil.