Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banjarnegara, dr. Latifa Hesti P, M.Kes, menyebut HIV bisa diobati bila Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), sebutan lain bagi si penderita, rutin mengonsumsi obat.
- PMK Kembali Telan Korban, Kapolres Salatiga Bersama Dispangtan Semprot Disinfektan
- PPKM Diperpanjang, Beberapa Daerah di Jateng Turun Level
- Sukses Tangani Pasien Kaki Pengkor di Jateng, RS Aisyiyah Kudus Buka Layanan Gratis
Baca Juga
Obat ini kata Latifa, tersedia secara gratis di puskesmas dan masyarakat bisa langsung mengakses layanan tersebut.
“Kami berharap masyarakat yang terinfeksi HIV mau memeriksakan diri dan menjalani pengobatan secara teratur. Jika diketahui sejak dini dan belum ada komplikasi, HIV bisa dikendalikan hingga penderita tetap sehat dan produktif atau survive," ujarnya kepada wartawan di kantornya, Selasa (8/4).
Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk menghentikan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV.
"Perlu dipahami, HIV tidak menular melalui kontak biasa seperti berjabat tangan, makan bersama, atau bersosialisasi. Penularannya hanya terjadi melalui hubungan seksual berisiko, penggunaan jarum suntik bersama, transfusi darah yang tidak aman, serta dari ibu ke anak saat kehamilan atau menyusui," jelasnya
DKK Banjarnegara, kata Latifa juga menghimbau masyarakat untuk aktif membantu. Sebab, HIV sejatinya bisa terdeteksi sejak dini.
"Jika mengetahui ada warga yang berisiko atau terinfeksi HIV, bantu arahkan untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Kami menjamin kerahasiaan identitas setiap pasien," katanya.
Pada kesempatan ini, Latifa juga membeberkan, berdasarkan data DKK, kasus HIV pertama kali ditemukan di Banjarnegara pada tahun 2003. Sejak saat itu, jumlah kasus terus bertambah. Tahun 2023 tercatat sebagai tahun dengan temuan tertinggi, yakni 97 kasus baru.
"Tren lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan kasus terutama pada kelompok laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL). Sementara, kasus dari wanita pekerja seks atau kelompok lain jumlahnya jauh lebih sedikit," ungkapnya.
DKK Banjarnegara sendiri telah membentuk tim penjangkau populasi kunci yang aktif menjangkau komunitas berisiko untuk pemeriksaan rutin. “Kami punya tim dari hulu ke hilir mulai dari penjangkau lapangan populasi berisiko hingga kelompok pendukung sebaya untuk orang dengan HIV (ODHIV),” pungkasnya.
Berdasarkan data DKK Banjarnegara, jumlah kasus HIV / AIDS di Banjarnegara total tercatat 589 kasus, terlaporkan sudah meninggal dunia 230 orang, menjalani pengobatan ARV 212 orang dan lost kontak atau LFU sebanyak 147 orang. "Dari 147 orang LFU bisa jad sudah meninggal namun tidak dilaporkan," kata dr Latifa.
Sekedar diketahui, HIV adalah singkatan dari "Human Immunodeficiency Virus" yaitu virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuatnya rentan terhadap infeksi dan penyakit lain.
HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih, khususnya sel T atau CD4, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Infeksi HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga orang dengan HIV lebih rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).
HIV dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, sperma, cairan vagina.
- Sinergi Jaga Dana Desa, Kejari Banjarnegara Gandeng Pemda dan Pemdes
- 1 Mei, 958 Warga Banjarnegara Siap Berangkat ke Tanah Suci
- Bupati Banjarnegara Lantik Pejabat Baru, Tujuh Alumni IPDN Diambil Sumpah