Kepala Bapanas: Kenaikan Harga Tempe Bukan Ulah Pengrajin

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi saat di Salatiga, Kamis (2/6).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi saat di Salatiga, Kamis (2/6).

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi meminta pengurus Prinkopti se-Indonesia untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa bukan pengrajin tempe yang menaikkan harga.


Bahkan, permintaan serupa dilontarkan Presiden RI Joko Widodo dalam Rapat Paripurna di hadapan menteri-menteri dan Kepala Bapanas.

"Sehingga masyarakat itu paham sekali, bahwa bukan pengrajin tempe yang menaikkan harga tempe tetapi memang bahan bakunya yang sudah naik. Saya berharap informasinya tuh sampai kepada masyarakat karena Presiden pun menyampaikan hal serupa ke Menteri dan Kepala Bapanas," ungkap Arief Prasetyo Adi di temui di Grand Wahid Hotel Salatiga, Kamis (2/6).

Ia mengungkapkan, di luar negeri sendiri menggunakan standar Organisme termodifikasi secara genetika atau populer disebut dengan GMO, namun kemudian Indonesia sama sekali 'cuek' tidak menerapkan standar serupa tentu akan berpengaruh pada produktivitas kedelai dalam setahun yang cukup.

GMO merupakan organisme yang material genetikanya telah dimodifikasi menggunakan metode rekayasa genetika. Organisme yang telah diubah material genetikanya akan memiliki sifat yang berbeda dengan organisme biasa.

"Harga kedelai di Indonesia murah kemudian kalau misalnya di luar itu menggunakan GMO, di sini tidak ya jangan mimpi kita akan punya produktivitas di atas 3 ton," tandasnya.

Dengan adanya subsidi Rp1.000 diberikan Pemerintah kepada pengrajin tempe dan tahu di Tanah Air, dinilainya pemerintah hadir.

Indonesia sendiri, saat ini terbilang beruntung selama pandemi COVID-19 mengalami inflasi terbilang kecil jika dibandingkan negara Eropa.

"Dan kalau di luar negeri seperti di Amerika itu inflasinya sudah di atas 98 persen, Amerika Latin ya udah di atas 60%. Sedangkan Indonesia masih terbilang kecil, kenapa karena diberikan subsidi kepada masyarakat yang memerlukan nah penjelasan-penjelasan seperti ini memang harus sampai ke masyarakat Jadi bukan tidak ada action-nya tapi ada action," terangnya.

Ia berharap, setelah Rapat Anggaran Tahunan (RAT) ke-12 Tahun 2021 di Hotel Grand Wahid Hotel Salatiga seluruh pelaku usaha tempe dan tahu di Tanah Air semakin banyak bergabung di Koperasi Tahu dan Tempe.

Arahnya, jelas perekonomian pelaku usaha tempe dan tahu akan bergeraknya lebih cepat dan lebih baik.

"Tugas kita bersama untuk membesarkan koperasi. Jadi jangan selalu koperasi identik dengan utang piutang, simpan pinjam saja. Sudah saatnya koperasi berperan sekaligus berperan bagaimana bermanfaat melakukan ekspor,"  pungkasnya.