Kenalan dengan Guru, Pj Bupati Kudus 'Ditodong' Janji Perjuangkan Nasib PPPK

Para guru menyampaikan berbagai keluhan saat bertemu dengan Pj Bupati Kudus. Dok RMOLJateng
Para guru menyampaikan berbagai keluhan saat bertemu dengan Pj Bupati Kudus. Dok RMOLJateng

Ada yang menarik dalam acara silaturahmi perkenalan Pj Bupatu Kudus, M. Hasan Chabibie dengan 470 guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Gedung Taman Budaya Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Sabtu (27/1).

Dalam pertemuan itu, Pj Bupati 'ditodong' janji soal nasib Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bagi pegawai sekolah non pendidikan yang hingga saat ini belum jelas.

Ketua PGRI Kabupaten Kudus, Ahadi Setiawan mengatakan akan terus berjuang untuk guru wiyata bakti dan pegawai non pendidikan yang telah mengabdikan tenaga dan pikiran untuk pendidikan, supaya bisa mendapatkan kesejahteraan dan hak yang sama.

"Pengajuan formasi PPPK bagi non pendidikan, seperti penjaga sekolah saat ini sedang kami usahakan. Namun belum ada perhatian dari pemerintah terkait usulan ini," keluh Ahadi kepada Pj Bupati Kudus.

Menurut Ahadi, formasi yang diajukan seperti penjaga sekolah, petugas perpustakaan, pegawai tata usaha (TU), dan pegawai admin data pokok pendidikan (Dapodik). 

Sebab selama ini, mereka belum diberikan ruang untuk bisa mendaftar PPPK. Karena itu, ucap Ahadi, dibutuhkan kebijakan baru yang membawa angin segar bagi pegawai sekolah non pendidikan, agar mereka bisa mengikuti seleksi PPPK layaknya tenaga pendidik lainnya. 

"Kami juga usulkan pembukaan formasi PPPK bagi guru tidak tetap (GTT). Supaya semuanya punya hak yang sama agar bisa mengikuti seleksi PPPK," imbuhnya.

Ia menyebut usulan tersebut sejatinya sudah disampaikan kepada Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, namun hingga kini belum ada kejelasan.

Menyikapi hal ini, Pj Bupati Kudus M Hasan Chabibie, mengapresiasi seluruh guru atas jasa dan pengabdian mereka yang telah memberikan pendidikan untuk generasi muda penerus bangsa.

“Investasi yang paling mahal adalah pendidikan, sebab dengan pendidikan akan tercipta kualitas SDM yang berkualitas. Hal itu berkat peran serta seluruh guru, terimakasih dan apresiasi atas pengabdiannya,” ujar Hasan Chabibie.

Hasan menilai, pendidikan merupakan investasi paling mahal dalam hidup yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Tentu saja hal itu tak lepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik.

Ia juga memuji dunia pendidikan di Kudus memiliki standart kualitas yang sangat mumpuni, baik dari tenaga pendidik maupun dari kelembagaannya. 

Hal itu dibuktikan dengan banyaknya tokoh-tokoh sukses yang dilahirkan dari Kudus. Selain itu, banyak prestasi yang dimiliki daerah yang berjuluk ‘Kota Santri’ ini.

“Kualitas pendidikan di Kudus luar biasa, banyak tokoh-tokoh yang terlahir dari sini. Saya yang dasarnya dari dunia pendidikan sangat kagum,” ucapnya.

“Semoga dengan upaya yang kami lakukan dapat meningkatkan kesejahteraan para tenaga pendidik,” tandasnya.