Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia menggandeng pondok pesantren untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di Kawasan Indonesia Terpadu (KIT) Batang. Skema penyiapan tenaga terampil itu dengan membentuk Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas.
- Pemkab Batang Catat Transaksi Belanja Langsung Rp72 Miliar di e-Blangkon
- DPRD Kota Semarang Harap Pelaku UMKM Manfaatkan Kemudahan Fasilitas Pemkot
- Ramadhan dan Lebaran, Ketua DPRD Jateng Ingatkan Kondisi Ekonomi Mudah Bergejolak
Baca Juga
Hal itu disampaikan oleh staf khusus Kemnaker RI, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa di Hotel Khas, Kota Pekalongan.
"Sudah kita bicarakan dengan direktur KIYB untuk melibatkan BLK Komunitas untuk penyediaan sumber daya manusia (SDM)," katanya di sela-sela acara Sosialisasi Peta Jalan Kemandirian Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK), Senin (12/6) sore.
Ia menyebut BLK Komunitas adalah jawaban untuk mendekatkan untuk mengatasi kesenjangan desa kota. Lalu kesenjangan pendidikan modern dan salafiyah.
Tujuan pembangunan BLK Komunitas adalah mendekatkan pelatihan keterampilan ke desa-desa. Jadi BLK tidak hanya bisa diakses oleh warga perkotaan.
Konsepnya, BLK Komunitas dibangun oleh pemerintah di Pondok Pesantren, Lembaga Keagamaan, Yayasan Keagamaan dan sejenisnya. Tentu yang punya basis sosial serta lembaga masyarakat yang kuat.
"Bantuannya berupa bangunan BLK mini yang ada peralatannya, instrukturnya ada, pengelolanya ada dan seterusnya. Jadi, yang bangun pemerintah di tanah masyarakat," jelasnya.
Caswiyono Rusydie menyebut jumlah BLK Komunitas di Batang sudah 17 unit, Kabupaten Pekalongan 20 unit, Kota Pekalongan 4 unit dan Kabupaten Pemalang 24 unit. Di Indonesia, jumlah BLK Komunitas mencapai 3.757.
Untuk menghadapi KIT Batang, pihaknya sudah mulai mengkonsolidasikan untuk membuat peta jalan. Tidak hanya BLK Komunitas Kabupaten Batang yang dilibatkan, tetapi juga wilayah sekitar.
"Kita sudah Petakan BLK BLK Komunitas yang bisa untuk menopang penyediaan tenaga kerja di tahap tahap awal. Misalnya di tahap awal ini kita kebutuhannya misalnya pabrik sepatu. Pabrik macam macam ya, sudah kita petakan," jelas pria asal Kabupaten Batang itu.
Caswiyono menjamin bahwa sertifikasi maupun instruktur di BLK Komunitas setara dengan BLK pada umumnya. Sebab, paket pelatihan yang digelontorkan pun selama ini langsung dari APBN.
Ia menyatakan pihaknya mendorong agar BLK Komunitas bisa mandiri di masa depan. Sebab, tidak mungkin dana APBN terus menerus membiayai.
- IOH Jadi Sponsor Resmi Timnas Indonesia
- Dishub Targetkan Tahun Ini Pendapatan Parkir Naik 2 Kali Lipat
- Semargres Resmi Ditutup, Berikut Nama-nama Pemenangnya