Keluarga Pasien Kanker juga Perlu Dukungan Selama Dampingi Proses Pemulihan

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri pelatihan penanganan dan perawatan paliatif bagi penderita kanker di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Jumat (26/1). dok
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri pelatihan penanganan dan perawatan paliatif bagi penderita kanker di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Jumat (26/1). dok

Pemerintah Kota Semarang dan Yayasan Kanker Indonesia menggelar pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanganan dan perawatan paliatif bagi penderita kanker. 

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, keluarga pasien kanker juga memerlukan dukungan dalam pendampingan ketika proses pemulihan pasien. 

"Sehingga yang diperlukan bagaimana pasien ini tidak putus asa, kemudian mempunyai semangat yang luar biasa, termasuk juga kepada keluarganya," ungkap dia di sela-sela Penanganan dan Perawatan Paliatif bagi Penderita Kanker di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Jumat (26/1). 

Menurut dia, kegiatan ini adalah langkah bagus dari Dinkes Kota Semarang dalam melayani pasien maupun keluarga penderita kanker. Pelatihan ini melibatkan tenaga kesehatan se-Kota Semarang. 

"Ini bagus karena memberikan perawatan yang optimal kepada para penderita kanker dan memberikan juga penguatan dan pendampingan kepada keluarga penderita," ujarnya. 

Ke depan, dia meminta agar kegiatan-kegiatan serupa bisa terus gencar dilakukan. 

Dia berharap, masyarakat bisa menjaga pola hidup dan pola makan. Hal ini lantaran buruknya kualitas kehidupan menjadi pemicu terjangkit kanker. 

" Tapi untuk yang disebabkan gaya hidup bisa dihindari, sehingga ini mungkin hal yang harus disosialisasikan lebih bisa massif," katanya. 

Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam menjelaskan, pelatihan ini adalah salah satu upaya untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Ia berharap, melalui kegiatan ini seluruh perawat bisa lebih terampil dan kompeten dalam memberikan penanganan kepada pasien penderita kanker. 

"Harapannya dari temen dinkes, puskesmas, dan ambulans hebat bisa bantu. Kalau perawatan memang tidak semua di rumah sakit. Jika pasien sudah mendapatkan kemo dan radioterapi, selanjutnya perawatan pasti akan dilakukan di rumah. Nah pada saat di rumah, ada efek samping, pemahaman itu dibantu dari pelatihan yang dilakukan saat ini," imbuhnya.