Kelompok teroris di Indonesia bahkan di dunia menggunakan media sosial untuk eksistensi termasuk mengembangkan paham radikalisasi.
- Geger, Seorang Santri di Pekalongan Jadi Korban Bully Belasan Seniornya di Ponpes
- Penanganan Kasus Pencabulan di Baturetno Terkendala Ujian Sekolah
- Tipu Jual Tanah Lahan Tol Semarang-Demak, Kades Bedono Sayung Jadi Tersangka
Baca Juga
Pengamat terorisme Solahudin menjelaskan, hal itu terbukti dengan pelaku peledakan bom di Surabaya yang belajar merakit bom melalui media sosial berbagi video YouTube.
"Kelompok ekstrimisme memanfaatkan sosial media secara maksimal," kata Solahudin dalam diskusi bertajuk 'Cegah dan Perangi Aksi Teroris' di kantor Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (16/5).
Hal ini juga diperkuat dengan siaran langsung (Instagram) penyerangan narapidana terorisme di Rumah Tahanan Salemba Cabang Mako Brimob beberapa waktu lalu.
"Di dunia, sosial media penting untuk radikalisasi dan rekrutmen," tukas Solahudin seperti dilansir dari Kantor Berita RMOL
- Polres Tegal Kota Sita Bahan Baku dan Petasan Siap Edar
- Kriminal di Solo Naik 12,56 Persen Jadi 448 Kasus
- KPAI : Layanan Polri Dalam Perlindungan Anak Alami Kemajuan