Kejayaan Demak: Menguasai Perdagangan Nusantara Di Abad 16

H Sariat Arifia
H Sariat Arifia

Demak memegang peran yang sangat signifikan dalam jaringan rantai perdagangan di wilayah Nusantara pada abad ke-16. Hal ini diungkapkan oleh Tome Pires, dalam laporannya kepada raja Portugis yang  belakangan di publikasikan dalam buku Suma Oriental.

Di bawah kepemimpinan Raden Trenggono, Demak menjadi pusat kekuasaan yang sangat berpengaruh di Jawa dan sekitarnya. Ia berhasil menguasai berbagai wilayah strategis seperti Palembang, Jambi, dan banyak pulau-pulau lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Demak mampu memiliki kendali yang luas atas wilayah-wilayah kaya akan sumber daya alam, yang memainkan peran vital dalam perdagangan regional.

Demak mengelola berbagai komoditas penting yang diperdagangkan di seluruh wilayah kekuasaannya. Komoditas-komoditas utama seperti beras, bahan makanan, emas, berlian, dan berbagai barang dagangan lainnya yang dikumpulkan dan didistribusikan dari Demak ke pusat-pusat perdagangan lain seperti Malaka dan Pahang.

Dengan mengendalikan distribusi ini, Demak menjadi pusat distribusi utama yang menjamin pasokan komoditas penting ke berbagai wilayah, yang pada gilirannya memperkuat ekonomi dan pengaruh Demak dalam jaringan perdagangan maritim.

Demak juga memiliki armada kapal dagang yang besar, meskipun jumlahnya menurun setelah kekalahan di Malaka. Armada ini memungkinkan Demak untuk mengontrol jalur perdagangan maritim yang menghubungkan berbagai wilayah di Nusantara dan Asia Tenggara.

Pangkalan armada yang kuat di Jepara memperkuat posisi Demak dalam jaringan perdagangan, memungkinkan mereka untuk melindungi dan memperluas rute perdagangan mereka.

Raden Trenggono dan penguasa Demak sebelumnya membangun hubungan diplomatik dan aliansi dengan berbagai wilayah dan penguasa lainnya. Hubungan ini termasuk pernikahan dan aliansi politik dengan Patih lain di Jawa dan sekitarnya, yang memperkuat jaringan perdagangan dan memungkinkan stabilitas politik yang mendukung perdagangan. Misalnya, pernikahan Patih Unus, saudara  ipar Raden Trenggono, dengan adik Raden Trenggono menunjukkan aliansi politik yang memperkuat hubungan keluarga dan kekuasaan.

Demak mengendalikan produksi dan distribusi komoditas utama seperti beras, yang merupakan komoditas penting bagi penduduk di wilayah kekuasaannya. Selain beras, Demak juga mengendalikan perdagangan barang-barang berharga seperti emas dan berlian, yang menambah kekayaan dan pengaruhnya dalam jaringan perdagangan. Bahan makanan seperti madu, dan berbagai rempah juga lilin, menjadi bagian penting dari perdagangan Demak, memastikan suplai yang stabil untuk wilayah-wilayah yang mereka kuasai.

Pelabuhan di Jepara, yang merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Raden Trenggono, menjadi salah satu pusat perdagangan utama yang menarik pedagang dari berbagai negara seperti Gujarat, Bengal, Tiongkok, dan lainnya.

Pelabuhan ini menjadi pintu gerbang bagi masuknya berbagai komoditas impor yang kemudian didistribusikan ke wilayah-wilayah lain di Nusantara. Pelabuhan Jepara dikenal dengan lokasinya yang strategis di kaki gunung Muria, memberikan akses mudah untuk kapal-kapal besar dan memperkuat posisi Jepara sebagai pusat perdagangan.

Hubungan antara pelabuhan Demak dan Jepara sangat erat. Sementara Demak menjadi pusat kekuasaan dan distribusi, Jepara berfungsi sebagai pelabuhan utama yang menarik pedagang internasional. Demak menggunakan pelabuhan Jepara untuk mengimpor barang-barang dari luar dan kemudian mendistribusikannya ke wilayah-wilayah kekuasaannya. Koneksi ini memungkinkan aliran barang dagangan yang efisien dan memperkuat jaringan perdagangan di bawah kendali Demak.

Hubungan antara Demak dan Malaka juga sangat penting dalam jaringan perdagangan ini. Malaka merupakan pusat perdagangan utama di Asia Tenggara dan menjadi pintu gerbang bagi perdagangan internasional. Banyak barang dagangan yang dikumpulkan di Demak, seperti beras, emas, dan berlian, diekspor ke Malaka. Sebaliknya, barang-barang dari berbagai negara seperti Gujarat, Bengal, Tiongkok, dan Siam diimpor melalui Malaka dan didistribusikan ke seluruh wilayah kekuasaan Demak.

Hubungan erat dengan Malaka memungkinkan Demak untuk memperluas pengaruh dan jaringan perdagangannya, menjadikan Demak sebagai pusat kekuatan perdagangan yang dominan.

Pada masa itu Demak tidak hanya mengandalkan kekuatan militer dan diplomasi, tetapi juga inovasi dalam pengelolaan perdagangan untuk memastikan kekuasaan dan pengaruhnya tetap kuat. Sebagai pusat perdagangan utama, semua dimulai dari kemampuan Demak menjalin hubungan dengan banyak wilayah dan untuk kemudian mengelolanya menjadi satu wilayah.

Tulisan merupakan opini pribadi, tidak merepresentasikan atau mewakili organisasi/institusi/lembaga RMOLJawaTengah.