Kaum Syarikat Islam Banjarnegara Tak Boleh Padam Semangat Dakwah

Ketua SI Banjarnegara Saat Memberikan Sambutan Dalam Acara Halalbihalal Kaum SI Banjarnegara, Senin (07/04). Dokumentasi SI Banjarnegara
Ketua SI Banjarnegara Saat Memberikan Sambutan Dalam Acara Halalbihalal Kaum SI Banjarnegara, Senin (07/04). Dokumentasi SI Banjarnegara

Banjarnegara - Di tengah terpaan zaman dan ujian perjuangan, kaum Syarikat Islam (SI) Banjarnegara diingatkan untuk tidak surut dalam berdakwah.


Hal tersebut disampaikan KH Afit Juliat Nurcholis, pengasuh Pondok Pesantren Mumtaza Prapas saat menyampaikan tausiyah dalam acara halalbihalal Kaum SI Banjarnegara di Joglo Al Islam, Karangkemiri, Wanadadi, Senin (07/04). Acara yang dihadiri ratusan kader dan simpatisan SI itu menjadi momentum penguatan semangat.

Afit menekankan bahwa dakwah bukan sekadar aktivitas, melainkan jalan menuju ketakwaan yang hakiki. "Jadikan jalan dakwah sebagai kendaraan menuju surga," katanya.

Afit mengisahkan dari kisah sufistik, makna ketakwaan. Ia berkisah tentang seorang syaikh tua yang menjawab pertanyaan muridnya tentang makna fattaqullaha mastatha'tum, bertakwalah semampumu dengan aksi, bukan kata.

"Syaikh itu mengajak muridnya berlari hingga dirinya pingsan. Setelah sadar, ia berkata: begitulah menjaga takwa, sampai batas kemampuan terakhir," katanya.

Untuk mencapai derajat tersebut, kata Afit, ada tiga fase yang harus ditempuh takholi (mengosongkan diri dari hal-hal buruk), takhali (menghiasi diri dengan kebaikan dan ilmu), dan tajalli (tercerahkan). “Prosesnya tiada akhir. Tapi di titik tajalli, seseorang mulai menikmati perjalanan dakwahnya,” jelas Wakil Ketua DPC SI Banjarnegara itu.

Afit juga mengingatkan agar kaum SI tetap bersabar, tidak mudah putus asa dalam perjuangan kolektif. “Kalau kita memulai dakwah karena Allah, kenapa harus berhenti karena manusia? Seorang mujahid sejati tidak mutungan,” tegasnya.

Ketua DPC SI Banjarnegara, Musobihin, menyebut halalbihalal ini sebagai tradisi yang selalu digelar pada 8 Syawal. “Harapannya sejak 2 Syawal sudah puasa sunah, dan puncaknya kita lebaran ketupat sekaligus menguatkan silaturahmi,” kata Musobihin.

Namun, tahun ini, kata dia, terasa berbeda. Beberapa tokoh senior SI Banjarnegara telah berpulang. “Tahun kesabaran dan keprihatinan. Tapi ini juga panggilan bagi kader muda untuk naik ke panggung. Semua harus siap berjihad di posisinya masing-masing,” ujarnya.

Dalam forum itu, semangat regenerasi juga disuarakan. Ikrar kaum muda SI diwakili Muhammad Abror, sementara dari kalangan senior diwakili Noor Tamami. Keduanya menyatakan komitmen menjaga warisan dakwah SI di Banjarnegara.