Kasus Demam Berdarah Tinggi, Permintaan Darah Jenis Thrombocyte Concentrate (TC) Di Solo Meningkat 

Kegiatan Donor Darah PMI Kota Solo. Dian Tanti Burhani/RMOLJateng
Kegiatan Donor Darah PMI Kota Solo. Dian Tanti Burhani/RMOLJateng

Maraknya kasus demam berdarah dengue (DBD) berimbas pada peningkatan permintaan darah jenis Thrombocyte Concentrate (TC). 


Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Solo dr. Achmad Reza Diagitama membenarkan bahwa adanya peningkatan permintaan darah tersebut.

"Sejak Januari lalu sudah terjadi peningkatan permintaan darah dengan rata-rata untuk bulan Januari 85 kantong, Februari 110 kantong, Maret 116 kantong darah per hari," terang dr.Reza, Rabu (03/04).

Memurutnya penderita DBD mengalami penurunan trombosit karena virus DENV (Virus Dengue) dapat merusak sel-sel yang ada di dalam sumsum tulang belakang.

Yang mana bagian tersebut  tugasnya membentuk trombosit yang berperan penting dalam menghentikan perdarahan. Sel trombosit yang hancur itu mengakibattkan menurunnya jumlah trombosit dalam tubuh.

"Hingga saat ini, transfusi darah jenis Thrombocyte Concentrate (TC) masih menjadi pertolongan pertama untuk meningkatkan trombosit pada penderita DBD," paparnya. 

Oleh sebab itu menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan darah jenis TC yang dikarenakan adanya peningkatan kasus DBD di Soloraya.

Menyikapi meningkatnya permintaan darah, Pelaksana Harian (Plh) Ketua PMI Kota Solo, Sumartono Hadinoto, menghimbau kepada seluruh masyarakat agar segera melakukan donor darah untuk kemanusiaan. 

Pihaknya mendorong masyarakat agar segera melakukan donor darah untuk kemanusiaan. Selain kegiatan rutin donor darah dalam gedung PMI Solo yang buka 7x24 jam. 

"Kami juga mengajak komunitas atau organisasi lain untuk dapat menggalakan kegiatan donor darah," pesan Sumartono.

Harapannya adalah seiring terjadinya peningkatan permintaan darah, meningkat pula kesadaran masyarakat dalam membantu sesama dengan berdonor darah demi mengamankan stok darah yang ada di PM Kota Solo.

Diketahui kasus demam berdarah dengue (DBD) di Solo, Jawa Tengah terus meningkat. Hingga saat ini tercatat ada 45 kasus dan dua meninggal. 

Cuaca yang tidak menentu membuat nyamuk aedes aegypti cepat berkembang biak. Untuk itu peran serta masyarakatdalam memberantas sarang nyamuk aedes aegypti diperlukan agar kasus DBD di Solo terkendali.