Kasus Covid-19 Melandai, Ekonomi Jateng Tumbuh 2,56 Persen

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jateng-DIY, Aman Santosa, saat menyampaikan paparan tentang pertumbuhan ekonomi dalam pelatihan wartawan cetak dan elektronik, Jumat (26/11).
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jateng-DIY, Aman Santosa, saat menyampaikan paparan tentang pertumbuhan ekonomi dalam pelatihan wartawan cetak dan elektronik, Jumat (26/11).

Perekonomian Jawa Tengah kembali bergairah dan bergeliat seiring melandainya kasus penularan Covid-19. Pertumbuhan ekonomi tercatat tumbuh 2,56 persen.


"Ekspor kembali meningkat, mobilitas penduduk kembali meningkat. Objek wisata kembali dibuka, pengunjung mal dan  resto meningkat, tingkat hunian hotel meningkat hingga 45-46 persen. Ini harus kita syukuri bersama," ungkap Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jateng-DIY, Aman Santosa, dalam pelatihan wartawan cetak dan elektronik, Jumat (26/11).

Aman menegaskan, pertumbuhan ekonomi itu tak lepas juga dari program vaksinasi di Jateng yang dinilai sangat berhasil. Seiring penurunan level PPKM, kata Aman, mobilitas penduduk ternyata juga tetap mengikuti protokol kesehatan. 

Dengan adanya pertumbuhan ekonomi itu, Aman juga mendorong agar  konsumsi domestik ditingkatkan. Pasalnya, konsumsi merupakan komponen terbesar PDB (produk domestik bruto). 

"Kita juga beri stimulus untuk sektor properti, kendaraan bermotor. Dengan mendorong konsumsi, akan berpengaruh pada produksi dan ujungnya pada investasi," paparnya.

Menurut Aman, larangan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan menjadi test case, kalau kita berhasil, maka diharapkan kita terhindar dari gelombang ketiga Covid-19 pada tahun depan.

"Adanya larangan libur Nataru mulai 24 Desember sampai 2 Januari itu, terbilang singkat. Kita harus patuhi bersama, agar kita terhindar dari ledakan kasus atau gelombang dua Covid-19 seperti terjadi pasca Lebaran lalu. Larangan itu saya nilai baik, untuk mengurangi mobilitas untuk sementara. Karena sifatnya sementara, maka harus kita patuhi bersama demi keselamatan kita dan ekonomi yang makin baik di tahun depan," imbuhnya.

Aman menegaskan, kendati dibawah tekanan yang sangat berat dan terkontraksi cukup dalam, kredit perbankan di Jateng tercatat masih tumbuh 4,03 persen dan DPK 4,41 persen. Penyaluran KUR di Jateng bahkan mencapai Rp17 triliun, atau terbesar di Indonesia. 

"Jateng bahkan masuk final dalam Lomba Percepatan Akses Keuangan Daerah (LPAKD) tahun 2021," ujar Aman.

Pihaknya juga memberi opsi-opsi pembiayaan dengan kredit berbiaya murah, sebagai alternatif selain pinjol. Penyaluran kredit itu diantaranya untuk bank wakaf mikro. Begitu pula penempatan uang negara (PUN) di bank-bank milik negara dan Bank Jateng dengan bunga sangat murah 2,8 persen.

Untuk restrukturisasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19 juga dilakukan. Hingga Agustus 2021, debitur perbankan yang direstrukturisasi tercatat 1.218.444 debitur dengan nilai Rp59.293 miliar. Untuk industri keuangan non bank (IKNB), debitur leasing yang direstrukturisasi mencapai 523.246 orang dengan nilai Rp17.567 miliar, sedangkan untuk PNM dan Pegadaian 360.284 debitur dengan nilai Rp1.205 miliar.