Kapolresta Solo Minta Wisatawan Bijak Gunakan Google My Business

Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi. Dian Tanti/RMOLJateng
Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi. Dian Tanti/RMOLJateng

Mengantisipasi penipuan melalui kontak WhatsApp palsu di yang diselipkan di laman Google Maps marak di beberapa daerah Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi mengimbau kepada masyarakat kota Surakarta dan sekitarnya agar berhati-hati.


Fitur Google My Business yang memungkinkan pengguna untuk mengedit informasi bisnis ditengarai disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Mereka memanfaatkan para wisatawan yang mengakses melalui Google Maps.

Modus kejahatan penipuan yang semakin canggih ini meski tidak  terjadi di wilayahnya, namun Kapolres menyebut harus diwaspadai  karena kota Solo merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. 

"Kota Solo merupakan sebuah kota destinasi wisata. Kepada wisatawan agar lebih bijak untuk menggunakan aplikasi tersebut,” jelasnya, Minggu (18/8).

Kapolresta berpesan langkah yang paling aman dan tepat dengan mengakses langsung official websitenya atau  akun media sosial resmi dari hotel dan tujuan destinasi wisata lainnya.

Pastinya mereka menggunakan akun resmi sehingga itu yang harus diakses dan dipastikan betul akun resminya.

"Itu langkah yang paling tepat. Belum terjadi di Solo, namun demikian langkah antisipasi ini sangat diperlukan,” pungkas Kapolresta.

Sebelumnya pengelola hotel di Kota Solo juga sempat  disibukan dengan aksi peretasan yang menyerang akun Google Bisnis mereka. 

Modusnya di laman Google Maps lelaku mengakses akun Google Bisnis sehingga dapat mengganti nomor telepon resmi hotel tersebut dengan miliknya. 

Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kota Solo Wening Damayanti mengatakan, peretasan akun Google Bisnis terjadi pada Minggu (11/8). 

"Banyak hotel yang telah melaporkan ke PHRI atas kasus peretasan ini. Dimana data di google baik nomor telepon dan alamat, sampai google maps diubah," terangnya saat dihubungi wartawan. 

Sebagai antisipasi agar tidak adanya korban, PHRI telah mengumpulkan tim IT masing-masing hotel untuk melakukan pemulihan data. "Termasuk terus melakukan sosialisasi agar tamu tetap menghubungi nomor resmi pihak hotel," pungkasnya.