Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, memastikan petani Sukoharjo melakukan cara alami dalam memberantas tikus.
- 100 Kuota Vaksinasi Rabies Gratis Diberikan Dispartan Salatiga
- Sebelum Dimakamkan, Almarhum Djatmiko Wardoyo 'Dipertemukan' Sejenak dengan Istri Tercinta di Depan Rumah Duka
- PKS Bersholawat Bersama Gus Ali Mafia Sholawat Diikuti 3000 Jamaah
Baca Juga
Salah satunya dengan menggunakan predator alami burung hantu atau Tyto Alba dan ular.
"Sukoharjo ada tempat karantina atau penangkaran Tyto Alba, ini harus didukung dan dikembangkan, karena burung ini bisa dimanfaatkan dilahan pertanian sebagai pengendalian hama tikus secara alami,” ujar Kapolres saat meninjau tempat pengembangan burung (Tyto Alba) P4s Harmoni Sukoharjo.
Kapolres menuturkan, pengendalian hama tikus dengan cara alami tersebut sangat disarankan karena tidak membahayakan.
"Dimana burung hantu diketahui sangat efektif membasmi hama tikus, burung ini dapat memangsa hingga tiga ekor tikus perhari. Dan dapat membunuh dengan cengkeramannya sampai 10 ekor tikus perhari,” tambahnya.
Di beberapa tempat, lanjut Kapolres, kelompok petani sudah memanfaatkan satwa predator ini dan cukup efektif untuk mengendalikan hama tikus yang menyerang tanaman padi di persawahan.
Oleh sebab itu, Kapolres mengapresiasi para petani yang memberdayakan burung hantu untuk membasmi tikus di persawahan.
Kapolres juga memberikan imbauan kepada petani tentang bahaya pengendalian hama tikus dengan menggunakan jebakan listrik, karena cara tersebut merupakan cara-cara yang ilegal dan beresiko besar. Terlebih cara tersebut dapat merenggut korban jiwa manusia.
“Polda Jawa Tengah dan Jajarannya akan menindak tegas pemilik atau pemasang jebakan tikus yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia,” tegasnya.
Kapolres mengungkapkan, saat ini sudah tercatat beberapa kasus terkait jatuhnya korban jiwa, akibat perangkap tikus beraliran listrik. Ironisnya, sebagian besar dari kasus yang terjadi adalah “senjata makan tuan”.
Artinya yang menjadi korban meninggal dunia karena tersengat listrik adalah pemilik/ atau pemasangnya sendiri akibat lalai.
Sri Wiji Astuti, Penyuluh pertanian Sukoharjo yang mengelola karantina Tyto Alba mengatakan stok burung tyto Alba di Sukoharjo terus meningkat, saat ini terdata sekira 500 ekor.
"Manfaatnya besar sekali, burung ini sangat efektif memberantas tikus secara alami. Saat ini populasinya mencapai 500 ekor,” ungkap Sri Wiji, Rabu (12/1).
Disampaikan Sri Wiji, karantina Tyto Alba di Sukoharjo mulai tahun 2015, untuk persiapan pengembangan mulai 2013. Selain manfaat untuk petani, tempat karantina juga untuk edukasi.
- Waspada! Jembatan Merawu di Karangtengah Terancam Putus
- Trabas Kamtibmas Bersama Kapolda Jateng Dihelat di Magelang
- Retribusi TPI Batang Anjlok Gara-gara Harga Ikan Turun Drastis