Kapolres Mendadak Jadi Guru di SMP Negeri 3 Batang, Cerita Tentang Bullying

Kapolres Batang AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo saat mengajar di SMP Negeri 3 Batang. RMOL Jateng
Kapolres Batang AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo saat mengajar di SMP Negeri 3 Batang. RMOL Jateng

Program edukatif, Polres Mengajar, yang diinisiasi oleh Kapolres Batang, AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo, mendapatkan sambutan positif dari para pelajar SMP Negeri 3 Batang.


Selain memberikan penyuluhan tentang kekerasan dan kenakalan pelajar, AKBP Nur Cahyo juga memberikan motivasi kepada para pelajar SMPN 3 Batang untuk merancang masa depan mereka.

Sebagai putra seorang guru dan mantan pengajar di Akademi Kepolisian, ia merasa terpanggil untuk bertemu dengan adik-adik kita yang akan menjadi generasi penerus bangsa pada tahun 2045. 

"Masa remaja, khususnya di jenjang SMP dan SMA, adalah golden time untuk menanamkan prioritas dan sikap yang akan mempengaruhi pola pikir mereka dalam meraih masa depan," katanya usai melakukan program Polres Mengajar, Senin (6/5).

Ia mengatakan salah satu hambatan yang sering ditemui di lingkungan sekolah adalah bullying. AKBP Nur Cahyo telah mendengar langsung dari para siswa dan guru tentang upaya mereka untuk mengatasi masalah ini. 

"Siswa-siswa telah sepakat untuk mengatakan tidak pada bullying, dan sekolah telah memiliki sistem pencegahan yang komprehensif,"tuturnya,

Kunjungan AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo ke SMPN 3 Batang merupakan bagian dari inisiatif ini dan telah mendapat dukungan dari Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, dan Kepala Dinas Pendidikan. 

Ia berharap apa yang mereka lakukan dapat bermanfaat. Jika ada kesempatan, mereka akan bertemu lagi dengan para pelajar dan santri Pondok Pesantren untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi mereka.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Sekolah SMPN 3 Batang, Budiyatmaka mengapresiasi terhadap inisiatif Kapolres Batang. Program ini tidak hanya memberikan motivasi kepada anak-anak, tetapi juga berupaya mencegah bullying di sekolah. 

SMPN 3 Batang, yang telah dikenal sebagai sekolah ramah anak, terus berkomitmen untuk menjalankan program ini. 

"Karena keterbatasan ruang hanya memungkinkan kelas 9 untuk mengikuti program ini dengan jumlah 196 anak," katanya.

Ia menyebut telah membuat link aduan sehingga setiap masalah yang dihadapi oleh anak-anak atau orang tua dapat segera ditanggapi. Selama ini tidak ada laporan tentang bullying. Aduan terbanyak terkait fasilitas sekolah.