Kapal Motor Pengayoman IV milik Kementerian Hukum dan HAM RI yang tenggelam di perairan Nusakambangan, Cilacap, Jum’at (17/9) mengakut dua truk tronton yang berisi material bangunan.
- Jenazah Ditemukan Di Sungai Ambarawa Adalah Rochimun Warga Dusun Baran
- Tabrak Truk Pasir, Bus Bhineka Terguling, 24 Penumpang Terluka
- Kabar Duka, Pakdhe Presiden Jokowi Tutup Usia
Baca Juga
Material itu untuk pembangunan Lapas di pulau penjara Nusakambangan.
"Kapal Pengayoman IV yang tenggelam, saat itu membawa dua truk tronton yang memuat material untuk membangun tiga lapas baru. Kapal tenggelam di perairan antara Dermaga Wijaya Pura menuju Dermaga Sodong Nusakambangan," kata Kalapas Pasir Putih, Fajar Nurcahyono, memberikan keterangan kepada pers di halaman Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jumat (17/9).
Fajar mengungkapkan, kapal mulai dioperasionalkan sejak tahun 2009. Kemudian pada tahun 2012 kapal Pengayoman IV digunakan untuk melayani aktivitas penyeberangan dari Cilacap menuju Nusakambangan pulang pergi. Kapasitas normal kapal Pengayoman IV seberat 134 ton.
Fajar mengatakan, kapal Pengayoman IV telah dilakukan perawatan (Docking) sekitar 3-4 bulan yang lalu. "Perawatan sekitar 3-4 bulan lalu dari pihak Lapas Batu," katanya.
Sementara itu Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap, I Nyoman Sidakarya mengungkapkan, ada tujuh orang didalam kapal tersebut.
Lima orang dinyatakan selamat dan dua orang meninggal. Korban selamat yakni Subagyo Antoro (nakhoda kapal), Diki (ABK), Melga (ABK), Suheris (sopir truk), dan Sulianto (penumpang). Sedang dua korban meninggal yakni Wahyu (petugas lapas) dan Kardim (sopir truk).
"Kapal Pengayoman IV terbalik lalu tenggelam saat melakukan manuver sandar. Diduga kapal terhantam angin dan arus laut yang kuat sehingga kapal oleng dan akhirnya tenggelam," kata Nyoman.
Seperti diberitakan RMOL Jateng sebelumnya, Kapal Pengayoman IV milik Kementerian Hukum dan HAM RI tenggelam di perairan Cilacap, Jum’at (17/9) pagi. Dilaporkan ada dua korban meninggal dunia akibat tenggelamnya kapal tersebut. Sebelum tenggelam, kapal hendak menyeberang dari Dermaga Wijayapura menuju Dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan.
Namun, ditengah perjalanan, angin mendadak kencang, ombak besar dan kapal akhirnya terbalik. Akibat kejadian itu, dua orang meninggal dunia, dan lima lainnya berhasil selamat.
- Sebelum Meninggal, Ayah Emil Dardak Hadiri Acara Peluncuran Biografi di Semarang
- Hendak Nyalip Truk, Seorang Pemuda Tewas Terlindas
- Resmikan Pembangunan Semarang 2023, Walikota Semarang Tekankan Konsep Pembangunan Berkelanjutan