Personel dan sukarelawan penjaga pantai Filipina telah menyelamatkan lebih dari 80 penumpang dan awak feri antar pulau yang terbakar saat mendekati pelabuhan di selatan Manila.
- Teguh Santosa: Keajaiban Pembangunan China Menjadi Inspirasi
- Narendra Modi Kancil Yang Gesit Bergerak Saat Artificial Intelligence Action Summit Di Paris
- AS Dinilai Gagal Atasi Pandemi dan Jadikan Beijing Kambing Hitam
Baca Juga
Dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, banyak penumpang yang melompat ke dalam air saat api menyebar dengan cepat dalam cuaca berangin.
Menurut laporan dari pejabat setempat yang dilansir dari Gulf Today pada Sabtu (27/8) hanya dua penumpang yang belum berhasil ditemukan dan pihak berwenang sedang memeriksa apakah keduanya hilang atau telah diselamatkan tetapi segera pulang tanpa memberi tahu pejabat yang memimpin upaya pencarian.
M/V Asia Philippines tercatat membawa 49 penumpang dan 38 awak.
Kapal feri berangkat dari kota Calapan di provinsi Oriental Mindoro, hanya berjarak lebih dari satu kilometer (sekitar satu mil) dari pelabuhan Batangas.
Kedekatan feri dengan pelabuhan membuat penyelamatan para korban lebih cepat meski memasuki malam hari. Satu kapal membantu penjaga pantai memadamkan api yang menghaguskan feri, yang membawa sedikitnya 16 mobil dan truk.
Menurut Benedict Fernandez salah seorang penumpang yang berhasil diselamatkan, ia mengatakan kepada radio DZMM bahwa asap dan api tiba-tiba naik dari dek kedua ketika anggota kru tampaknya mencoba menghidupkan dan mematikan mesin ketika feri mendekati pelabuhan.
Tidak ada perintah segera untuk meninggalkan kapal. Namun ketika suasana menjadi panik akibat asap, Fernandez memutuskan untuk melompat ke air dengan dua anaknya, serta penumpang lainnya.
"Saya mendorong anak-anak saya karena jika kami tidak melompat dari atas, kami akan benar-benar terbakar karena telapak kaki kami sudah terasa panas," ujar Fernandez.
Mereka diselamatkan dengan perahu lain yang mendekati kapal yang terbakar dan kemudian dipindahkan ke kapal lainnya, yang membawa mereka ke pelabuhan.
Lebih lanjut Fernandes dan kedua anaknya yang trauma oleh pengalaman itu dibawa ke sebuah hotel oleh pejabat perusahaan pemilik Feri bersama dengan para penumpang lain.
Kecelakaan laut sering terjadi di kepulauan Filipina karena badai yang sering terjadi, kapal yang tidak dirawat dengan baik, kepadatan penduduk dan penegakan peraturan keselamatan yang kerap dilanggar, terutama di provinsi-provinsi terpencil.
Pada bulan Desember 1987, Feri Dona Paz tenggelam setelah bertabrakan dengan tanker bahan bakar, menewaskan lebih dari 4.300 orang dalam bencana maritim terburuk di dunia saat itu.
- Asosiasi Industri Kayu Kota Hita Lebih Pilih Orang Indonesia Tutupi Kekurangan Tenaga Kerja
- Saudara Serumpun, Kolaborasi Khas
- Dua Kasus Pertama Covid-19 Varian Delta Plus Terkonfirmasi Di Korea Selatan