Joshua, Dulu Belajar Keberagaman di Indonesia, Kini Mewakili ASEAN di KTT Perdamaian Dunia PBB

Joshua Cachin Agpaoa/ist
Joshua Cachin Agpaoa/ist

Membanggakan dan inspiratif. Ini ungkapan tepat untuk menggambarkan sosok Joshua Cachin Agpaoa (30), dosen asal kota Baguio Filipina yang pernah mengenyam pendidikan satu tahun dalam program beasiswa Darmasiwa Republik Indonesia di Universitas Negeri Semarang (UNNES) 2014-2015.


Joshua sangat lekat dengan segala hal yang terkait dengan isu keberagaman. Bahkan salah satu alasan yang mendorong Joshua berjuang keras mendapatkan beasiswa Darmasiswa saat itu karena ia ingin melihat lebih dekat indahnya keberagaman dan praktik toleransi  di Indonesia. 

"Saya benar-benar tertarik mempelajari keberagaman di Indonesia. Saya sangat kagum, keluarga beda agama bisa hidup rukun satu rumah disana," kata Joshua.  

Hasil pengamatan selama di Indonesia mendorong Joshua terus menyampaikan pesan perdamaian di negaranya. 

"Khususnya di daerah tempat tinggal saya," tambahnya.

Tidak hanya mendorong pesan damai, Joshua kerap terjun langsung terlibat dalam kegiatan kemanusiaan yang berlatar belakang konflik agama. 

"Saya menjadi relawan untuk warga muslim yang jadi korban konflik di negara saya.  Memberi bahan makanan dan mendampingi mereka," tutur Joshua. 

Bekal ini terus mendorong langkah Joshua lebih serius dalam upaya  mewujudkan pesan perdamaian dan  keberagaman. Ia terus aktif membuat berbagai penelitian terkait isu perdamaian.

Tak heran jika dedikasi ini mengantar Joshua menjadi satu-satunya generasi muda wakil Filipina, bahkan satu-satunya wakil ASEAN yang terpilih menjadi peserta Global Peace Summit yang akan diselenggarakan dari 27-30 Oktober 2021 di Istanbul Turki.  

Global Peace Chain adalah organisasi dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengumpulkan Pemimpin Pemuda, Calon Diplomat dan Duta Perdamaian Pemuda.

Mereka akan  berbicara tentang proyek pembangunan perdamaian untuk konteks lokal, regional dan global sebagai upaya mengurangi dan mengatasi potensi konflik antar negara dan komunitas. 

"Berawal dari dedikasi lantas saya mendapatkan kesempatan untuk hadir pada program  World Bank Youth Summit di Washington DC , Amerika pada 2018. Saya  mempresentasikan program bagaimana membuat langkah efektif menangani isu perdamaian dan keberagaman.  Salah satunya juga hasil penelitian saya selama di Indonesia waktu itu. Dan pada kesempatan ini  saya akhirnya terpilih menjadi wakil ASEAN menjadi peserta program PBB untuk perdamaian tersebut," jelas dosen muda lulusan Master of Education, University of the People, USA 2021. 

Sementara saat ini Joshua masih  melanjutkan pendidikan Magister Hukum dan Hubungan Internasional di  Jinan University, China. 

Satu hal besar yang membuat Joshua terpilih dalam program ini karena subjek yang ditawarkan untuk menangani beragam konflik perbedaan agama dan budaya dinilai efektif. 

"Saya dinilai mampu menghemat program dalam target menanamkan semangat menghargai perbedaan agama dan budaya, menghormati keberagaman dan menjaga perdamaian ini.  Saya mengusulkan platform pendidikan yang dapat diterapkan dan masuk kurikulum di sekolah-sekolah. Kita akan mengajarkan sejak dini kepada generasi muda terkait pesan tersebut melalui platform tersebut," jelas Joshua. 

Putra pasangan dari Edwin Agpaoa dan  Ma Corazon Agpaoa ini mengaku optimis programnya mampu memberi informasi dan mendidik generasi muda mempromosikan persatuan dan kesatuan di daerah masing-masing. 

"Untuk para calon pemimpin masa depan, mereka harus memiliki bekal ini," tambahnya.

Bagi Joshua, ketika generasi muda dapat memahami perbedaan dan keberagaman, mereka akan mendapat kesempatan lebih besar untuk merawat perdamaian dan terbuka peluang besar kerjasama antar negara.

"Berbicara dalam kesempatan ini sangat tepat bagi saya untuk menggambarkan kondisi Filipina yang masih mudah ditemui gesekan akibat dari konflik agama.  Saya  sekaligus juga akan memaparkan kondisi ASEAN secara umum terkait isu perdamaian. Tentu saja ini langkah tepat dalam usaha turut mendukung kampanye perdamaian di seluruh dunia," pungkas Joshua yang menyakini kesuksesannya tak pernah lepas dari peran kedua orang tuanya.